Oleh: Drs. H. Lamiran, M.Pd
Aku pernah bertanya kepada salah satu murid. “Mas, kamu berkeman dengan temanmu sebangku ini sudah berapa tahun lamanya”. Sudah tiga tahun pak, jawabnya.
Terus saya tanya. Apakah kamu sudah pernah berdoa, untuk temanmu itu…? Belum pernah pak, jawabnya lagi ….! Doa untuk orang tua ?. Dia terdiam….!
Kondisi zaman yang sudah sangat modern ini, seiring dengan majunya teknologi, sehingga kehidupan sehari-harinya penuh dengan digitalisasi atau anak-anak remaja sudah mulai memasuki Gen Z. Dalam kondisi ini, sungguh sangat disayangkan budaya remaja mendoakan orang tuanya, saudaranya bahkan temannya sebangku sekolah pun sudah tidak pernah lagi. Masih ada, tapi sangat minim sekali.
Oleh karena itu, berdoa selalu saya budayakan, selalu saya gerakkan kepada anak-anak. Karena alangkah indahnya hidup ini kalau kita hiasi saling berdoa dan mendoakan, dan saling memaafkan dalam kehidupan, karena kehidupan ini adalah waktu dan perilaku.
Jadi, berdoa untuk orang-orang yang terkasih orang-orang yang selalu memberikan kebaikan kepada kita menjadi bagian dari hidup kita, maka anak-anak kami biasakan untuk selalu berbudaya positif mendoakan sesama, khususnya kepada orang tuanya, agar apa yang ia lakukan selalu mendapatkan Ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena ridho Allah ridho orang tua kita.
Khususnya yang untuk di sekolah kami terapkan program 3C (Cerdas Religinya, Cerdas Emosionalnya dan Cerdas Intelegensinya).
Itu sudah menjadi keinginan kami bersama-sama khususnya di lembaga ini agar bisa terwujud generasi yang memang cerdas religinya, cerdas hatinya, cerdas ibadahnya. Kemudian anak-anak juga cerdas emosionalnya hati nuraninya harus baik kemudian yang terakhir intelegensinya, dan ini memang harapan mendasar bagi kebutuhan hidup seseorang.
Mengapa ini selalu kami gaungkan ke semua teman-teman untuk mewujudkan budaya doa, karena pendidikan adalah investasi jangka sangat panjang, investasi dunia setiap akhirat. Hal-hal yang kami aplikasikan untuk selalu mendoakan kedua orang tua kita, orang tuanya anak-anak disetiap event, mulai dari pembiasaan upacara bendera setiap hari Senin kemudian setiap membuka proses pembelajaran di kelas, ini saya wajibkan untuk selalu mendoakan, sekali lagi khususnya kepada orang tua kita.
Kemudian di event-event lain yaitu seperti salat-salat sunnah salat Jumat dan sebagainya salat wajib lima waktu ini selalu kami titipkan pesan kepada anak-anak untuk selalu doakan orang tua. Yang sudah meninggal itu mudah-mudahan Allah selalu mengampuni dosa-dosamnya.
Bagi yang belum meninggal saya minta supaya anak-anak mendoakan agar diberikan sehat, kemudian kelancaran rezekinya itu menjadi fundamental doa, karena kelangsungan anak-anak itu sangat berpengaruh peran penting atas sehat dan berkah rezekinya orang tua. Inilah yang menjadi pondasi kami untuk selalu mengajak anak-anak membudayakan doa. Ramadhan1445 H. Semoga Bermanfaat.*
*) Penulis adalah Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo