SURABAYA (RadarJatim.id): Rini Indriyani, S. Farm.Apt Eri Cahyadi, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya yang juga Bunda PAUD, meluncurkan buku baru. Peluncuran dilaksanakan di Graha Universitas Negeri Surabaya, Selasa (30/5) siang.
Diluncurkan tiga buku sekaligus, yang berisi tentang perlindungan dari kekerasan hingga belajar tentang mitigasi bencana. Judulnya: Stop Aku Tidak Suka, Belajar Tentang Kebakaran dan Cuaca Ekstrem, serta Banjir dan Gempa. Tampak hadir dalam lounching buku tersebut Komalasari, M.Pd, Direktur PAUD, Kemendikbudristek, perwakilan dari Kementerian PPA, serta sekitar 4.300 bunda PAUD dan guru SD se-Surabaya.
“Buku ini sebagai hadiah hari jadi Kota Surabaya sekaligus bentuk komitmen dan kepedulian saya terhadap pentingnya literasi dalam pendidikan anak usia dini dan perlindungan anak di Kota Surabaya,” kata Rini yang juga menjadi Bunda Literasi serta Ketua Forum Puspa Srikandi Kota Surabaya itu.
Dirinya menyatakan kegembiraannya karena tiga bukunya sudah bisa terbit dan sudah bisa disebarkan kepada anak-anak Surabaya. Buku Stop Aku Tidak Suka dicetak dengan bantuan CSR dari pihak swasta dan akan dibagikan secara gratis kepada seluruh satuan pendidikan jenjang PAUD dan SD di Kota Surabaya.
Selain peluncuran buku dan pementasan seni bertema bullying dan bencana, dalam acara tersebut juga digelar sesi pelatihan menulis dan mendongeng. Tampil sebagai narasumber praktisi penulis Drs. Adriono dan pendongeng nasional Kartikanita Widyasari, S.Psi. CHt (Kak Nitnit).
Ditemui setelah acara, Adriono mengatakan bahwa ternyata pelatihan menulis dan mendongeng yang digabungkan menjadi satu paket dapat menjadi kegiatan yang asyik dan kompatebel. Buktinya ribuan Bunda PAUD, guru PAUD dan SD se-Surabaya ramai-ramai belajar dua keterampilan itu dengan antusias.
“Saya senang karena turut diajak membersamai dan sharing pengalaman dengan para pendidik itu, dalam hal kiat menulis lancar dan memikat. Sedangkan trik mendongeng dibina oleh Kak Nitnit,” katanya.
Tidak hanya mendengar presentasi dan tanya jawab, peserta juga berkesempatan praktik menulis sekaligus mendongengkan karyanya di atas panggung secara spontan. Kemudian peserta mendapat masukan dalam aspek karya tulisnya, terutama trik membuat opening tulisan. Tidak lupa juga mendapat saran tentang bagaimana mendongengkan karya tulis dengan ekspresif dan menarik.
Begitu banyak pesertanya, lantas narasumber melontarkan guyonan dalam bentuk parikan:
Teka Pucangsewu budal nang Tenggilis.
Ate numpak bis, gak duwe kanca.
Wong petang ewu kepingin dadi penulis.
Lha nek nulis kabeh, sapa sing maca?
Pelatihan ini merupakan bagian awal dari rangkaian acara berikutnya yaitu Lomba Menulis dan Mendongeng untuk Guru PAUD-SD se-Surabaya, yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Persyaratan dan tema dapat dilihat di web atau instagram Dispusip Kota Surabaya. (rio)