GRESIK (RadarJatim.id) — Demo ribuan PT Angkasa Raya Steel, Jalan Raya Manyar, Gresik, Jawa Timur benar-benar membuat arus lalu lintas (lalin) jalur Pantura macet total. Kemacetan arus lalin yang terjadi pada Kamis (2/2/2023) siang itu baru terurai dan kembali normal tengah malam.
Ribuan buruh yang tergabung dalam organisasi Sekber Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Cabang Gresik, menggelar demo di depan pabrik PT Angkasa Raya Steel, Jalan Raya Manyar, Gresik. Aksi unjuk rasa ini dimulai pukul 07.00 WIB, namun konsentrasi massa yang juga datang dari luar Gresik ini baru berimbas pada kemacetan total pada siang hari.
Parahnya, demo tersebut digelar di tengah-tengah jalan raya Manyar-Gresik, sehingga warga yang hendak ke Kota Gresik atau dari Gresik ke Sembayat, Bungah, Sidayu, Dukun, dan Panceng tidak bisa berkutik. Mereka terjebak kemacetan total. Bahkan kemacetan juga terasa di jalan tol Surabaya – Gresik, terutama di ruas Bunder-Manyar. Pengguna jalan tol yang hendak keluar di exit Banyar tertahan karena praktis tidak bisa keluar gerbang tol.
Massa buruh menuntut perusahaan membayar pesangon kepada 2 pekerja PT Angkasa Raya Steel, yakni Budi Harsono dan Hafit yang meninggal dunia. Mereka juga menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.
“Massa aksi kurang lebih 1.000-an. Dengan menggunakan mini bus, truk, dan sepeda motor. Aksi dimulai pukul 07.00 WIB sampai selesai,” seperti tertulis dalam surat pemberitahuan wartawan, Rabu (1/2/2023).
Sementara itu, Kanit Turjawali Satlantas Polres Gresik, Ipda Bross Tito Dharmawan, mengatakan personel Satlantas Polres Gresik beserta jajaran Polsek Manyar dan Samapta Polres Gresik disiagakan di titik rawan kemacetan.
“Penempatan personel disimpul- simpul yang rawan kemacetan dan di lokasi unjuk rasa. Mulai dari exit tol Manyar sampai kawasan JIIPE,” ucapnya.
Dari hasil pantauan di lapangan, para pekerja dari wilayah Gresik Kota tidak bisa pulang karena hingga pukul 20.00 WIB kemacetan masih terjadi di depan PT Angkasa Raya Steel. Ditambah hujan deras pada sore membuat arus lalin makin melambat.
Sejumlah pengguna jalan yang semula berada di mobil nampak meninggalkan kendaraan dan memilih berjalan kaki untuk bisa lolos dari kemacetan. Hal ini karena arus kendaraan benar-benar tak bisa bergerak.
“Mau gimana lagi, kalau menunggu di mobil juga belum tahu sampai kapan bisa lewat. Saya pilih turun dan jalan kaki. Suami masih di mobil dalam kondisi macet total,” ujar seorang ibu sambil menggendong anaknya yang masih usia balita saat jalan di tengah kemacetan. (maz)