GRESIK (RadarJatim.id) — Suasana halal bihalal Keluarga Besar Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik, Sabtu (29/4/2023) tiba-tiba hening. Ini terjadi beberapa saat ketika Ketua Takmir Masjid Agung Gresik, Ahmad Misbahul Abidin, menyampaikan sambutan dalam acara di aula masjid di Jalan Wahidin Sudirohusodo, Gresik ini.
Lebih dari 100 undangan dalam halal bihalal tersebut di-bikin tertegun dan seakan mendapat seranagan secara tiba-tiba. Sebagian besar hadirin nampak bengong begitu Misbah, sapaan akrab Ahmad Misbahul Abidin, menyampaikan kabar yang tak terduga sebelumnya. Apa itu?
Di sela sambutan halal bihalal itu, pria asal Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur ini ternyata pamit kepada keluarga besar Masjid Agung Gresik dan menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan. Pengunduran diri Misbah sebagai ketua takmir sekaligus diikuti pengurus lainnya yang satu gerbong dengannya.
“Kami harus mengundurkan diri, karena di tengah periode kepengurusan yang masih setengah jalan ini, Pak Bupati (Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Red) telah menerbitkan SK kepengurusan yang baru, sehingga kami harus mundur dan memberikan kesempatan kepada pengurus baru untuk mengelola masjid ini,” ujar Misbah seusai halal bihalal.
Dikatakan, dalam memimpin pengelolaan Masjid Agung, seharusnya Misbah dkk berakhir pada 2020 sejak dijabat 2015 lalu. Namun, Wakil Bupati Gresik M. Qosim (kala itu) memintanya untuk meneruskan posisinya sebagai ketua takmir. Amanah itu ia jalani hingga pada akhirnya Bupati Yani menerbitkan SK pengangkatan terhadap pengurus baru, termasuk ketua takmirnya.
“Jadi kalau dihitung-hitung, saya dan teman-teman telah menjalani 1,5 periode kepengurusan. Karena amanah, saya jalani apa yang diminta Pak Qosim waktu itu. Sebagaimana yang diajarkan kiai saya Romo Abdullah Fakih di Ponok Langitan, amanah jangan dicari, tapi ketika datang jangan lari. Maka saya pun siap saja waktu itu,” kenangnya.
Kepada para jamaah yang selama ini aktif memakmurkan Masjid Agung, ia pun memohon maaf atas keputusan yang terkesan mendadak ini. Mewakili pengurus yang dipimpinya, ia juga menyampaikan permohonan maaf bila ada salah dan khilaf selama mengelola Masjid Agung.
“Kepada kawan-kawan karyawan, bekerjalah sesuai prosedur yang telah disepakati dan dirumuskan bersama. Kepada seksi-seksi saya harap semangat Anda memakmurkan masjid harus lebih dari pada tahun-tahun sebelumnya. Dan, untuk jamaah Masjid Agung, tetap aktiflah berjamaah di masjid ini,” katanya berpesan.
Ditambahkan, pengelolaan Masjid Agung mulai tahun ini, menurut Misbah, lebih mudah, karena telah memiliki payung hukum berupa Peraturan Bupati (Perbub) yang secara khusus dan eksplisit mengatur pengelolaan masjid. Ini berbeda dengan periode kepengurusan sebelumnya yang tidak memiliki rujukan formal.
“Di Perbup itu sudah sangat detil dan eksplisit seputar mekanisme dan aturan untuk mengelola masjid ini. Kami berharap, di tangan pengurus yang baru, nantinya Masjid Agung lebih berkembang dan menjadi pusat solusi masalah keumatan, khususnya bagi para jamaah dan warga sekitar masjid,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai ikhtiar memakmurkan masjid dan memberikan asas manfaat riil kepada jamaah dan warga sekitar, Masjid Agung telah bekerja sama dengan beberapa lembaga sosial, di antaranya Yayasan Nurul Hayat, Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF), dan beberapa lainnya.
Aksi nyata yang telah dilakukan, di antaranya pemberdayaan ekonomi masyarakat lewat UMKM binaan yang berjualan di parkir timur masjid, menjembatani sopir angkot untuk bisa beroperasi kembali dengan rute khusus setelah bertahun-tahun stagnan, juga pemberdayaan ekonomi pada janda (bunda yatim) yang berdomisili di sekitar masjid Agung. (sto)