SIDOARJO (RadarJatim.id) — Bulan Suci Ramadan merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah, peningkatan spiritualitas. Juga menjadi momentum penting untuk merenungkan nilai-nilai Islam yang mendorong kebaikan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan yaitu pendidikan berkualitas dan upaya mencegah bullying di lingkungan sekolah. Dalam kondisi sekarang sudah banyak bermunculan di kalangan remaja/pelajar, bahkan anak-anak setingkat sekolah dasar pun juga terlibat bullying.
Abdul Kholis, S.Pd M.Pd selaku Pengawas SMK Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Sidoarjo memberikan saran dan masukkan, dalam momen bulan Suci Ramadan 1445 H ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh sekolah-sekolah untuk ‘menggembleng’ siswanya bisa menciptakan yang lingkungan aman, nyaman dan menyejukkan.
Ia katakan, untuk mencegah bullying , sekolah perlu ? Selalu membangun komunikasi yang efektif antara siswa dengan siswa, termasuk juga siswa dengan guru. Sekolah hendaknya secara intensif melakukan sosialisasi tentang dampak yang ditimbulkan oleh bullying.
“Bisa di momen apa saja, misal di kegiatan upacara, kegiatan diskusi, Pondok Romadhon, kegiatan pembiasaan yang ada di sekolah, sekolah menciptakan suasana lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif (welbeing),” jelasnya, pada Jumat (15/3/2024) pagi.
Disamping itu juga aktif melakukan pertemuan secara berkala dengan orang tua tentang mencegah bullying. Memberi bekal pada siswa untuk meningkatkan kepercayaan pada dirinya dengan memberikan dukungan pada siswa tersebut. “Juga mengefektifkan kegiatan siswa seperti ekstrakurikuler, hidupkan ruang kajian, diskusi sehingga mereduksi adanya bullying di sekolah,” tegas Pak Kholis_sapaan akrabnya.
Menurutnya, ada yang lebih penting lagi yaitu membuat sistem pencegahan berupa pesan kepada siswa, bahwa sekolah tidak menerima perilaku bully di sekolah dan membuat kebijakan anti bullying. Diantaranya membuat poster-poster tentang bullying yang diletakkan di tempat strategis dan mudah di baca oleh warga sekolah.
“Membudayakan untuk saling menghormati dan menghargai sesama warga sekolah, terutama guru harus memberikan contoh tidak membully pada siswa. Bersama orang tua selalu mengajarkan etika dan mengugah rasa empati, agar siswa dapat menghargai dan selalu peduli terhadap sesama,” pungkas Pak Kholis.(mad)