GRESIK (RadarJatim.id) — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik tengah menjajaki masuk ke perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Gresik dalam kapasitas sebagai pemegang saham. Niat ini dimaksudkan agar keberadaan perusahaan di wilayah Kabupaten Gresik asas manfaatnya juga dinikmati secara langsung oleh pemerintah dan masyarakat Gresik, tidak hanya dapat sampah dan limbahnya.
Hal itu disampaikan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di tengah pengukuhan pengurus Komunitas Wartawan Gresik (KWG) periode 2022-2024 di lantai 4 kantor Bupati Gresik, Jumat (20/1/2-23). Dalam pengukuhan kali ini, KWG diketuai oleh Miftahul Arif, jurnalis CNN Indonesia.
Pemkab Gresik, kata Gus Yani, sapaan akrab Bupati Fandi Akhmad Yani, merasa berkepentingan masuk sebagai pemegang saham di perusahaan-perusahaan besar, termasuk BUMN. Selain ingin agar keberadaan perusahaan di Gresik pada akhirnya tidak hanya meninggalkan sampah atau limbah, tetapi Pemkab dan masyakarat Gresik juga menikmati keuntungan perusahaan yang ada.
“Sekarang kita memungkinkan untuk ikut memiliki saham di perusahaan-perusahaan besar itu, termasuk BUMN. Aturan perundangannya membolehkan. Karena itu, kita akan lihat dan pelajari bagaimana mekanismenya. Tolong Pak Sek (Sekda Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman, Red) dan OPD mempelajari itu,” ujar Gus Yani yang duduk bersebelahan dengan Sekda Achmad Washil.
Saat menyampaikan sambutan, Ketua KWG Miftahul Arif sempat menyinggung pentingnya pemaksimalan asas manfaat yang diterima, baik oleh Pemkab maupun masyarakat Gresik. Pasalnya, Gresik dalam dekade belakangan seakan menjadi idola bagi para investor. Terbukti, ribuan perusahaan bercokol dan eksis di kota santri dan industri ini.
“Dalam konteks investasi, Pemkab Gresik sudah membuktikan dirinya sebagai tuan rumah yang baik, sehingga para investor senang membuka usaha di sini. Namun, keberadaan ribuan perusahaan itu seharusnya juga memberikan manfaat juga kepada Pemda dan masyarakatnya,” ujar Cak Miftah.
Merespon harapan tersebut, Gus Yani bertekad ingin masuk ke perusahaan-perusahaan untuk ikut menjadi pemegang saham. Selain terkait prospek bisnis atau benefit yang akan diterima, berdasar pengalaman, perusahaan-perusahaan besar ketika pindah dari Gresik cuma meninggalkan sampah atau limbah, tidak sebanding dengan pemasukan yang diterima.
“Contohnya Semen Indonesia, kita dapat apa setelah nggak di sini? Nggak ada yang kita terima. Bisa-bisa malah masalah, seperti beberapa lahan bekas galian semen yang ditinggalkan, sekarang statusnya malah jadi rebutan, milik Semen atau milik Pemkab,” tandasnya.
Disinggung konsekuensi mesti menyediakan dana cukup besar jika ingin masuk ke perusahaan-perusahaan sebagai pemegang saham, Gus Yani meyakinkan, bahwa Pemkab siap. Karena itu, pihaknya serius mempelajari mekanismenya.
“Lho, ojo ngenyek rek. Kita punya Rp 4 triliun. Cukuplah kalau akan masuk ke sebagai pemegang saham,” tandasnya.
Bupati milenial ini berharap, semua stake holders di Gresik, termasuk awak media ikut mengawal kinerja Pemkab Gresik, termasuk terkait rencana masuk ke perusahaan-perusahaan sebagai pemegang saham. Kolaborasi dan sinergitas, katanya, menjadi keniscayaan yang mesti dikembangkan dengan semua pihak.
“Karena itu, KWG mesti solid dan kompak dalam menjalankan amanah kepengurusan. KWG sudah 9 kali melakukan pergantian kepemimpinan. Karena itu, dengan pengalaman yang cukup panjang, KWG pasti memiliki komitmen dan konsistensi untuk bisa berkolaborasi dengan Pemkab,” ujar bupati yang juga Pembina KWG ini. (sto)