SIDOARJO (RadarJatim.id) Hari ini, Sabtu (24/09/2022) bertepatan dengan Hari Tani Nasional ke-62 tahun. Untuk memperingati Hari Tani tersebut, Ir H Bambang Haryo Soekartono, selaku Bapak Petani Sidoarjo menggelar sarasehan bersama kelompok tani di Desa Margobener, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (24/9/2022).
Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini memberikan catatan dan beberapa point pentuing penunjang kemakmuran petani yang harus diperhatikan oleh Pemerintah. Seperti pentingnya pengairan, ketersediaan pupuk hingga perlunya asuransi yang melindungi petani dari ancaman gagal panen.

“Pengairan atau saluran irigasi masih menjadi problem banyak petani. Pupuk dan asuransi untuk kegagalan panen juga harus diperhatikan,” ujar Ir H Bambang Haryo.
Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini juga menyampaikan bahwa mengenai pengairan area persawahan pihaknya banyak mendapatkan masukan dari para petani yang masih mengeluh kurangnya ketersediaan air, Seperti saat bertemu dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Margobener yang sempat mengeluhkan area persawahan yang kering padahal, jarak antara sawah dengan sungai sekunder hanya berkisar 25 meter saja.
Akibat pasukan air yang kekurangan, menyebabkan lahan kekeringan dan menyebabkan para petani di Desa Margobener mengalami gagal panen beberapa tahun terakhir. Ketua Dewan Penasehat DPD Gerindra Jatim Bambang Haryo ini menegaskan agar pemerintah dan dinas terkait seger memberikan solusi atas keluhan petani tersebut.
“Ini aneh, area persawahan yang berjarak dengan sungai sangat dekat tapi kekeringan. Pemerintah dan dinas terkait harus memberikan solusi akan hal ini. Bisa dibuatkan saluran air, kan jaraknya sangat dekat dengan sungai dan waduk,” tegasnya.
Dikatakan, bahwa sektor pertanian merupakan sector penting dalam pertahanan Negara,. Dan merupakan sector yang punya multi player effect ekonomi yang banyak menghidupi UMKM.
Dn dengan luas area persawahan di Indonesia jika di akumulasi tiga kali panen tiap tahunnya, bakal menghasilkan ratusan juta ton beras. Dan hasil panen itu tentu menampik pernyataan pemerintah terkait krisis pangan yang sempat diungkapkan pasca pandemic.
BHS juga siap memimpin para petani melakukan aksi penolakan jika apa yang digaungkan pemerintah pusat terkait pengurangan subsidi pupuk jadi dilakukan. Sebab saat ini pihaknya mendengar dalam waktu dekat subsidi pupuk akan dipangkas oleh pemerintah.
“Semula 5 jenis pupuk yang disubsidi rencananya hanya 2 jenis yang akan disubsidi. Ini tentu sangat merugikan para petani,” keluhnya.
Sementara itu, saat berdialog dengan petani pihaknya banyak mendapatkan masukan dan keluhan para petani. Seusai kegiatan tersebut, BHS memberikan bantuan sembako kepada para peteni Desa Margobener. Termasuk akan menyumbang 50 persen biaya untuk pembuatan saluran air untuk area persawahan petani agar tidak kekeringan.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Desa Margobener, Gatot Iswandi berterima kasih kepada Ir H Bambang Haryo Soekartono yang telah datang dan peduli akan nasip para petani. Dirinya berharap kekeringan dan gagal panen yang dialami Gapoktan di Desanya juga menjadi perhatian pemerintah.
Pihaknya berharap, keluhkan para petani yang disampaikan kepada Bapak tani Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono dapat menjadi perhatian pihak terkait. Terlebih di desanya mayoritas kehidupannya juga menggantungkan dari sektor pertanian. (RJ1/RED)