SURABAYA (RadarJatim.id) – Universitas Narotama (Unar) Surabaya menggelar acara menarik. Sejumlah pakar tampil membahas masalah kegagalan bangunan (forensic engineering) dalam forum Bimbingan Teknik (Bimtek) Fakultas Teknik bertajuk Forensic Engineering dalam Bangunan Infrastruktur. Acara yang diselenggarakan secara daring, pada Rabu (27/12), diikuti oleh ratusan peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, insinyur, praktisi, hingga konsultan bidang konstruksi.
“Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini sangat mendukung pengembangan akademik bagi mahasiswa teknik baik jenjang S1 maupun S2. Juga untuk peningkatan kapasitas tenaga ahli, dosen, para praktisi dalam memahami dan menilai kegagalan bangunan,” kata Dr. Ir. Adi Prawito, MT, MM, Dekan FT Unar dalam sambutannya.
Ditambahkan, materi yang dibahas membuat peserta bimtek mengetahui cara menghadapi kegagalan bangunan: baik gagal fungsi, gagal manfaat, maupun gagal pasar. Mereka dapat menjanjikan keselamatan dalam mengerjakan pekerjaan infrastruktur, serta berkesempatan mengupdate ilmu.
Narasumber dari LPJK Kementerian PUPR, Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT, IPU, ASEAN menjelaskan bahwa forensic engineering mengandung dua pengertian. Yaitu sebagai perbuatan yang dapat berujung kepada masalah pidana maupun perdata. Juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menelusuri problem dan penyebab terjadinya gagal bangunan.
Menurutnya, forensic engineering adalah “penyelidikan kegagalan” mulai dari kemudahan layanan hingga mengarah kerusakan yang berdampak kerugian/kebencanaan yang dapat mengarah pada aktivitas hukum perdata dan/atau pidana. Besaran ganti kerugian dan pihak yang bertanggung jawab. Forensic engineering juga berarti “penyelidikan kegagalan” bangunan yang menelusuri detail problem dari aspek perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pengawasan, pengoperasian, perawatan, preservasi pemeliharaan.
“Untuk kepentingan forensic engineering dibutuhkan data teknis dan dokumen yang akurat. Semua harus jujur data agar dapat diungkap penyebab kegegalan bangunan. Tanpa adanya kejujuran data dan informasi, meskipun didatangkan penilai ahli seorang profesor maka hasil analisisnya tidak akan optimal,” kata Ketua Forum Penilai Ahli Kegagalan Bangunan dan guru besar UGM tersebut.
Selain Prof. Agus Taufik Mulyono, juga tampil pemateri Prof. Dr. Ir. Gusfan Halik, S.T., M.T dengan topik forensic engineering SDA, Dr. Eng. Achfas Zacoeb, ST, MT, membahas forensic engineering gedung, Dr. Ir. Sallehuddin Shah Ayop mengulas forensic engineering di Malaysia, dan Dr. Ir. Koespiadi, M.T., M.H. menyajikan makalah aplikasi/praktik forensik engineering.
Penyelenggaraan Bimtek ini merupakan kolaborasi bersama antara Univ Narotama dengan DPP Inkindo Jatim, DPP Intakindo Jatim, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, Univ. Brawijaya, UGM, Kementerian PUPR, dan PII Jatim. (rio)