SIDOARJO (Radarjatim.id) Mengingat besarnya NU, hampir mendominasi di beberapa wilayah, termasuk wilayah Sidoarjo. Sehingga Wakil Bupati Sidoarjo pun juga berharap Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) bisa menjadi besar dan berkualitas, bahkan bisa menjadi perguruan tinggi unggulan.
Harapan Wakil Bupati Sidoarjo H.Subandi SH tersebut disampaikan dalam Pembukaan dan Pelapasan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Unusida 2022, yang mengambil tema ‘Unusida Berdaya 2022-Berkhimad dan Berkarya di Desa’ pada (25/7/2022) tadi pagi, di Pendopo Kabupaten Sidoarjo.
Ketua DPC PKB Sidoarjo ini juga beharap kepada para peserta KKN mampun menjalankan KKN dengan baik. Mereka bisa melaksanaan tugas kuliah, yang diimplementasikan di desa ini betul-btelu dilakukan dengan baik dan benar. Disamping itu saya juga ingin Kampus Unusida ini menjadi kampun unggulan untuk NU. “Oleh karena itu, marilah kita berjuang bersama, ikhtiar bersama untuk mewujudkan Unusida ini menjadi kampus unggulan, utamanya di Sidoarjo,” harap Subandi.
Ia juga sangat yakin, kalau para mahasiswa ini betul-betul memiliki kapasitas yang sangat mempuni, dan bisa diterapkan di masyarakat melalui program KKN seperti yang kita lepas sekarang ini. “Kalau semuanya berjalan dengan baik, program-programnya bisa dilakukan secara professional, saya sangat yakin Unusida ini kedepannya akan bisa berkembang dengan baik,” ungkap politisi PKB Sidoarjo ini.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 Unusida Hadi Ismanto, S.Hi M.Pd juga menjelaskan kalau kegiatan KKN kali ini akan melibatkan sebanyak 433 mahasiswa, mereka ditempatkan di 20 desa merata di 18 kecamatan. Untuk pelaksanaan KKN dimulai hari ini (25/7/2022) hingga pada akhir Agustus 2022.
Lanjutanya, jadi semua mahasiswa akan menjalankan 4 point yang harus dilaksanakan selama KKN. Diantaranya yang pertama adalah masalah stunting, yang merupakan kepedulian kami terhadap kesehatan anak-anak. Keduanya adalah mengenai lingkungan bersih yang utamanya pada pengolahan air. “Karena selama ini pengolahan air di desa masih banyak masalah, dan kami mempunyai beberapa tehnik yang siap membantu masyarakat di desa,” katanya.
Berikutnya adalah yang ketiga tentang memberdayakan keberadaan masjid-masjid, selama ini hanya untuk kemaslahatan berjamaah dan aktivitas keagamaan. Namun, kedepan dengan adanya mahasiswa yang KKN ini bisa diterapkan tentang kesehatannya. “Misal, tentang pemeriksaan darah, tensinya. Intinya di masjid ini juga ada yang peduli terhadap kesehatan,” katanya.
Sementara yang keempat adalah tentang pengolahan sampah, kami sudah mempunyai inovasi yang sudah mendapatkan penghargaan dari Dikti, yaitu Incenerator sederhana menggunakan tabung LPG, dengan biaya yang sangat rendah. “Jika nanti pemerintah desa mau manfaatkan, Incenerator tersebut bisa untuk mengolah sampah di tingkat RT,” jelas Hadi Ismanto.(mad)