Sidoarjo (radarjatim.id) Pembangunan fly over atau jembatan layang diperempatan Gedangan dan Aloha harus segera direalisasikan oleh pemerintah pusat, selain menjadikan frontage road sebagai skala prioritas pembangunan untuk mengurai kemacetan di Sidoarjo.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi (Jawa Timur) H. Achmad Amir Aslichin mengatakan bahwa rencana pembangunan fly over ataupun underpass di empat titik jalan (Gedangan, Aloha, Kletek dan Bypass Krian) oleh pemerintah pusat harus segera diwujudkan, terutama 2 fly over di Gedangan dan Aloha.
“Kebutuhannya mendesak, karena tingkat volume kendaraan yang semakin meningkat,” kata Achmad Amir Aslichin, Rabu (8/7/2020).
Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo yang akrab disapa Mas Iin itu menuturkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo harus ikut berperan untuk aktif mengawal rencana tersebut agar segera terealisasi.
Terutama menyangkut anggaran pembebasan lahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah setempat, dimana koordinasi harus dilakukan agar proses pembangunannya bisa segera dikebut.
“Pembebasan lahan bisa dianggarkan di APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,red) Sidoarjo 2021,” tuturnya.
Mantan Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kabupaten Sidoarjo selama dua periode itu menambahkan bahwa pembangunan fly over Gedangan dan Aloha menjadi 2 diantara sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jatim sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden(Perpres) 80/2019.
Dimana estimasi investasi pembangunan fly over Aloha sebesar Rp 438 milliar dan estimasi investasi pembangunan layang Gedangan sebesar Rp 480 miliar.
“Kedua proyek senilai Rp 918 miliar itu akan dibiayai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,red),” tambahnya.
Mas Iin menegaskan bahwa koordinasi antara Pemkab Sidoarjo dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII terus dilakukan untuk mempermudah realisasi pembebasan lahan maupun pengerjaan proyek.
“Pemkab Sidoarjo harus jemput bola untuk menanyakan progres tidak lanjut proyek besar itu,” tegasnya.
Lulusan Bachelor of Planning and Design, The University of Melbourne Australia itu menjelaskan bahwa rekayasa jalan di 2 titik jalan tersebut sudah sulit dilakukan dan salah satu solusinya adalah pembuatan fly over.
Karena dengan adanya jembatan layang tersebut, maka dimungkinkan tidak akan ada lagi penumpukan volume jumlah kendaraan akibat adanya traffic light.
“Di Bundaran Aloha macet, karena volume kendaraan dan crossing kendaraan dari arah bandara,” jelasnya.
Untuk itu, Mas Iin berharap bahwa dengan skala prioritas pembangunan fly over tersebut kemacetan jalan di dua titik jalan itu bisa teratasi sehingga roda perekonomian maupun investasi di Kota Delta semakin meningkat.
“Akses jalan itu bisa dengan mudah dilewati tanpa ada lagi kemacetan jalan yang mengular,” pungkasnya. (mams)







