SIDOARJO (RadarJatim.id) Pasca viralnya pernyataan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali terkait isu radikalisme dan adanya bunker senjata di salah satu Masjid di Sedati berdampak pada keresahan warga terutama jamaah dan takmir masjid. Bahkan beberapa masjid ada yang dilakukan pendataan untuk memastikan bahwa tidak ada radikalisme di wilayah masjid.

H Khulaim Junaidi, salah satu tokoh warga Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati menegaskan bahwa banyak para jamaah resah terkait pemberitaan jika ada salah satu masjid ada bunker senjata dan ada yang terpapar radikalisme. Pihaknya menegaskan jika di wilayahnya tidak ada hal itu dan bebas dari radikalisme.
“Jangan sampai membangun masjid nanti diisukan radikal. Kebetulan berbarengan dengan isu tersebut, ditempat kami di Masjid Al Islam Banjar Kemuning saat ini ada rehab sehingga kuatir ada kecurigaan warga terhadap masjid tersebut,” kata H Khulaim Junaidi, kepada RadarJatim.id,Sabtu, 19 Februari 2022.
Seharusnya isu yang sempat berkembang liar ini segera ditindak lanjuti oleh aparat pemerintah seperti dari Polri dan TNI. Agar tidak ada keresahan warga dan pemberitaan tidak semakin meresahkan.
“Karena di tempat kami ada rehab, jadi sempat di survey juga. Tapi yang survey bukan dari Polri dan TNI, melainkan dari Pemuda Muhammdiyah untuk memastikan tidak ada radikalisme,” tegas H Khulaim Junaidi, yang juga anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Amanat Nasional Jatim ini.
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sidoarjo diketahui memang turun memastikan fakta beriat soal bunker senjata yang sempat viral. Melalui sejumlah pengurus PDPM Sidoarjo dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muhammadiyah (KOKAM) mendatangi sejumlah Masjid di Sedati, Jumat, 18 Februari 2022.
Seperti masjid Nurul Falah, Desa Semampir, Masjid Al Islam Desa Banjar Kemuning. Ketua Takmir Masjid Al Islam Ahmad Mustofa menyebutkan masjidnya dibangun berdasarkan semangat iman dan taqwa dan semangat nasionalisme yang tidak melanggar hukum. (RJ/RED)







