JAKARTA (RadarJatim.id) — Ajang SCENE 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah dicap sebagai ajang yang inklusif dan ramah disabilitas. Pasalnya, event pengembangan skenario film ini dapat diikuti oleh penyandang disabilitas netra, tanpa kendala berarti.
Selama mengerjakan tugas yang diberikan oleh para mentor, peserta yang bernama Abdul Majid menggunakan sebuah laptop yang sudah dipasang perangkat lunak pembaca layar untuk tunanetra (screen reader). Lebih dari itu, para mentor senantiasa bersedia menjadi pembisik (whisper angel) untuk mendeskripsikan secara detail adegan demi adegan saat pemutaran referensi pendukung materi ajar yang harus menggunakan format video.
“Hal ini sangat menyenangkan dan mempermudah mengembangkan skenario ceritanya, karena skenario film adalah bahasa visual,” kata Majid yang juga penerima beasiswa Australia Award Scholarship Short Course Program 2021 di Queensland University of Australia itu.
Gelaran SCENE 2021 yang dimulai dengan tahapan audisi di kota Surabaya, Bandung, Padang, dan Makassar, hingga berakhir pada tahapan inkubasi 2 September 2021 di Bogor ini diklaim inklusif oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahudin Uno. Hal ini dikonfirmasi oleh Abdul Majid peserta penyandang disabilitas netra asal Kabupaten Sidoarjo itu.
Kesempatan Bertemu Investor
BLANK SPOT sebagai skenario yang dikembangkan melalui program SCENE 2021 oleh Kemenparekraf RI dinyatakan lolos untuk mengikuti sebuah event pitching forum di Jakarta. Abdul Majid yang juga ketua LIRA Disability Care ini merasa penuh percaya diri untuk mendapatkan investor untuk filmnya yang ia jadikan sebagai media kampanye inklusi sosial lewat industri kreatif film.
Keyakinannya sangat beralasan. Sebab saat ini ia tercatat sebagai member dari script laboratory, sebuah wadah kreatif yang menaungi para penulis skenario. Di luar dugaan, ternyata tahap inkubasi di scene bukan ruang akhir pemuas dahaga belajar bagi Abdul Majid. Skenario filmnya masih terus diasah dan dipertajam bersama tim script laboratory.
Selain itu, ia masih terus mendapat bimbingan ilmu penulisan skenario pada kelas-kelas online yang diselenggarakan oleh script laboratory bagi para member-nya.
Film BLANKSPOT menjadi 56 finalis yang akan bersaing dalam gelaran Akatara 2022, pada 29-30 Maret 2022 di Jakarta. Sebagai “The Biggest Indonesian Film Business Forum & Film Market”, event ini bukan hanya menjadi forum penghubung sineas dengan investor, tetapi juga dengan tujuan mengembangkan ekosistem perfilman yang menciptakan akses pembiayaan dan mendorong film entrepreneurship yang profesional.
Ini sekilas film BLANKSPOT yang akan bersaing dalam akatara 2022.
Film BLANK SPOT diangkat berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai usaha penghapusan stigma negatif, stereotype dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Dikemas apik dan fresh dengan balutan romantisme sepanjang perjalanan.
Sinopsis Film BLANK SPOT
BLANK SPOT adalah film romance petualangan remaja. Film ini mengisahkan Billi Arga (18/L) sebagai mahasiswa arkeologi. Atlet panjat tebing populer dan ambisius ini akan mendalami teknik pendakian gunung bagi penyandang netra.
Ia juga menekuni cara mengubah embun menjadi air untuk mendapatkan air embun di puncak Mahameru yang menurut mitos dapat menyembuhkan matanya setelah didiagnosis akan mengalami buta total dalam tiga bulan.
Berbekal keterampilan dan tekad baja, dia akan mengalahkan para pesaing dan hambatan di zona Blank Spot, sehingga kepercayaan dirinya bangkit. Namun, kesembuhan mata Billy menjadi di ujung tanduk khususnya ketika ia menghadapi keganasan alam di zona blank spot dan agenda tersembunyi dua anggota tim utamanya, Sam William dan Alena Saras Dewi.
Sam ingin menuntaskan dendamnya dengan sang ayah. Sementara Alena ingin menciptakan “bad luck” seontentik mungkin selama di Semeru. Di atas semua itu, satu-satunya hal yang membuatnya lebih takut daripada dikalahkan atau tewas adalah orang tuanya menjadi over protektif terkait kondisi matanya. BLANK SPOT akan mengupas tema cinta, persahabatan, tanggung jawab, dan kesetiakawanan. (Rizka Amalia)







