SIDOARJO (Radarjatim.id) Hadirnya bulan suci ramadhan 1443 H betul-betul dimanfaatkan oleh seluruh siswa SMAN 3 Sidoarjo untuk menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agama, sebagai momen mengendalikan diri. Sehingga dalan kegiatan Pondok Ramadhan kali ini mengusung tema ‘Moderasi Beragama dan Anti Radikalisme’ juga sebagai Media Peningkatan Iman dan Taqwa.
Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari, tepat tanggal 11 dan 12 April 2022 materi yang diberikan meliputi pencerahan tentang Citra Diri Anak Sholeh era 4.0, Fikih Puasa (kejujuran dan kedispilinan), Fikih Perihal Kewanitaan, Fikih Zakat, Fikih Shalat dan Kesalehan Sosial.
Menurut Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo, Dr Ristiwi Peni, M.Pd materi yang diberikan adalah memahamkan sikap atau cara pandang perilaku beragama yang moderat, toleran, menghargai perbedaan dan selalu mengejawantahkan kemaslahatan bersama.
“Dan gerakan anti radikalisme, gerakan anti kekerasan yang biasanya gerakannya berdasarkan sila-sila Pancasila yang sangat menentang gerakan perpecahan. Sehingga pondok ramadhan ini dilaksanakan secara bersamaan yang beragama Islam, Hindu, Katolik, Kristen,” tutur Ristiwi Peni, pada (12/4/2022) tadi pagi.

Ketua Komite SMAN 3 Sidoarjo, Machmud, SE MM yang juga selaku pemateri mengatakan kalau generasi muda sekarang harus mempunyai wawasan agama yang kuat. Karena dengan kemajuan teknologi yang penuh dengan pengaruh-pengaruh tentang pemikiran akidah dan yang lainnya.
Iakatakan, remaja sekarang kalau tidak diberikan wawasan tentang Moderasi Beragama takut mereka menganut agama yang tertutup. Merasa dirinya paling benar, orang salah. Sehingga sikapnya mengarah kepada radikalisme. “Padahal Islam kita itu moderat, Islam yang tetap mengedapankan akidah dan toleransi. Bersama-sama memajukan kehidupan yang rahmatan lil alamin. Jadi program seperti ini sangat perlu dan bermanfaat sekali,” jelas Machmud.
Sementara itu, Sri Wulandari, MPd.I yang memberikan materi tentang kewanitaan banyak memaparkan tentang bersihan dan bersuci untuk pelajar wanita. Untuk kondisi sekarang kebersihan itu harus dilakukan secara betul, benar sesuai tuntunan dan terus dievaluasi. “Terutama mereka dalam suci usai kehadiran kewanitaannya. Jika, sejak dini salah, seterusnya akan salah,” katanya. Lanjutnya, oleh karena itu, momen seperti ini cocok sekali untuk menguatkan ilmunya sebagai evaluasi diri. “Apalagi orang tua mereka pekerja, makanya SMAN 3 ini perlu sekali untuk membangkitkan kembali, membenahi apa yang telah mereka lakukan selama. Kita kontrol kembali agar sesuai dengan tuntutan agama,” jelas guru agama Islam ini.(mad)







