Oleh MOH. HUSEN
Semua orang yang menjalankan ibadah puasa Ramadan boleh mengemukakan pendapatnya seputar hikmah yang diperoleh selama ia menjalankan ibadah tahunan ini. Tentu keragaman pendapat itu merujuk pada pengalaman batin masing-masing pelakunya. Dan, itu sah-sah saja, asalkan tidak bersikap merasa paling benar dan menganggap yang lain salah.
Adakalanya sebuah kebenaran bisa dipercaya sebagai kebenaran. Salah satunya disebabkan oleh pergaulan. Kalau setiap hari kita berada dalam majelis narkoba, maka mengonsumsi barang haram itu bisa seolah-olah benar. Tidak merasa salah dan aneh.
Maka, ibadah puasa mengajak para pelakunya untuk hijrah lingkungan. Berpindah dari kebiasaan makan dan minum, serta beberapa hal yang menyebabkan batalnya puasa, semenjak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Para pelaku puasa ditarik menyendiri dari keramaian sehari-hari. Meskipun mereka tetap melakukan aktivitas mencari nafkah seperti biasanya. Namun oleh puasa, mereka diajak merenung, minggir sejak, untuk menyadari beberapa hal yang selama ini mungkin terabaikan.
Puasa meningkatkan kembali kemampuan untuk mengendalikan diri dan nafsu. Tidak semua orang tahan mengendalikannya, karena yang gampang itu adalah segera menuduh, memvonis, menelan mentah-mentah informasi. Asal nampak seperti mubaligh, maka segera disimpulkan mubaligh.
Ah, kok jadi serius. Padahal saya ini menulis asal menulis saja, spontan dan mengalir. Maka, untuk sementara saya akhiri sampai di sini, meskipun alasan aslinya adalah ide saya mendadak macet dan minta diajak ngopi mumpung malam hari.
Selain ide macet, alasan saya berikutnya adalah saya sedang belajar tidak GR alias gedhe rumungsa. Para pembaca sudah bertabur banyak sekali informasi dan ilmu mengenai puasa, sehingga tulisan ini tak perlu lagi berpanjang-panjang.
Kalau tulisan ini saya teruskan, bisa-bisa saya ditertawakan: “Semua orang bisa menulis tentang puasa. Bahkan yang tidak puasa, bisa lebih fasih menulis puasa. Tinggal baca-baca di internet, lalu nulis puasa, jadi deh”.
Banyuwangi, 15 April 2022
*Penulis adalah Jurnalis RadarJatim.id, tinggal di Rogojampi, Banyuwangi.







