SIDOARJO (Radarjatim.id) Media sosial memiliki peran sebagai penyampai informasi, pesan juga sebagai ekosistem budaya komunikasi yang interaktif dengan beragam moralitas. Sedangkan manusia sebagai pengguna media sosial dengan bebasnya memilih, memilah, menyaring bahkan mengeksploitasi informasi dan menjaring komunikasi di dalamnya.
Terlebih di era keterbukaan sekarang ini, dimana kita dengan leluasa mampu mengakses informasi apapun yang berdampak terjadinya pertukaran budaya atau ‘perang budaya’. Baik budaya berbasis agama maupun kebangsaan.

Melihat fenomena pada saat ini, serta minimnya literasi masyarakat awam diantaranya mereka beranggapan bahwa hal-hal yang bertuliskan dan memiliki nuansa bahasa Arab dianggap sebagai simbol Islami. Sehingga tidak mampu membedakan mana yang mengandung unsur Islami dan bukan, dari sisi literasi bahasa dan budaya Arab yang mengakibatkan penyebaran berita hoax.
Oleh sebab itu, Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo adalah organisasi remaja putri yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiya, sangat berperan penting di tengah masyarakat sebagai mediator dakwah. Sehingga kami Tim Abdimas Umsida yang diketuai oleh Khizanatul Hikmah beserta anggotanya Dzulfikar Akbar Romadlon dan Farikh Marzuki Ammar, telah melakukan pengabdian kepada masyarakat mulai dari bulan Februari hingga Maret 2022.
Menurut Khizanantul Hikmah, dalam implementasinya, kami memnyelenggarakan camp atau pelatihan literasi dengan metode active learning. Tanya jawab dan seminar bahasa dan budaya Arab dalam budaya Nasrani.

Jadi, kegiatan ini kami lakukan sebagai salah satu upaya, bentuk penguatan dan memberikan pemahaman literasi Bahasa dan budaya Arab. “Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya hoax yang menyebar di kalangan masyarakat, agar kita semua selalu berhati-hati, waspada dan mampu menfilter berita yang kita dapatkan di era digital ini,” jelasnya pada (18/4/2022) pagi tadi.(mad)







