• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Feature

Wajah Baru dan Potret Masa Lalu Jakarta

by Radar Jatim
5 Juli 2022
in Feature
0
Wajah Baru dan Potret Masa Lalu Jakarta

Penulis saat hendak naik KRL.

139
VIEWS

Oleh RIZKA AMALIA

Apa yang menarik dari Jakarta? Kota modern dan terpadat pertama di Indonesia ini ternyata gudangnya cerita. Seperti perjalanan saya saat berkeliling di kota metropolitan itu. Terakhir kali ke Jakarta, kawasan yang masih menjadi ibu kota negara republik ini ternyata masih memiliki daya tarik,  meski pemandangan macet dan polusi udara tak dapat dielakkan. Ada wajah baru dan potret masa lalu di sana.

Rasanya tak cukup hanya beberapa hari saja untuk mengenal wajah baru dan memotret masa lalu Jakarta. Namun, melalui cerita yang saya bagikan ini, semoga sobat semua bisa mengenal Jakarta lebih dekat. Minimal, Anda tak merasa asing dengan panorama baru yang ditawarkan di sana.

Memotret Jakarta tidak hanya tentang gedung-gedung tinggi, kemacetan, dan polusi. Tetapi lebih dari itu. Jakarta sebagai jantung negara amat piawai dalam menyimpan sejarah dan menata kotanya. Seperti yang saya alami saat berada di sana untuk beberapa hari. Karena kepiawaian pengelola dalam menatanya, sehingga saya bisa berkeliling di Jakarta tanpa harus merasa was-was.

Tak sulit menemukan tempat-tempat yang bisa dikunjungi, baik bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Ada Tugu Monas di kawasan Gambir, Kota Tua di area dekat Pasar Pecinan di Jakarta Barat, Blok-M, Pasar Senen, dan semacamnya. Akses untuk menuju ke sana pun terbilang mudah.

Meski awalnya sempat bingung karena sebagaian besar transaksi pembayaran di Jakarta menggunakan sistem transaksi uang elektronik, seperti e-money atau layanan transaksi dari bank, hal tersebut tak mengurungkan niat untuk berkeliling dan memotret Jakarta masa kini. Sehubungan dengan itu semua, hal terpenting dalam melakukan perjalanan ke Jakarta adalah kita musti siap dengan transportasi yang ada.

Transportasi Darat

Zaman yang semakin modern ini ditopang pula dengan transportasi modern yang menggunakan sistem kartu. Ada dua moda transportasi massal yang menurut saya menjadi “primadona” bagi masyarakat yang tinggal di Jakarta. Dua, transportasi ini sama-sama merupakan transportasi jalur darat. Hanya beda lintasan saja. Satunya berupa kereta, lainnya adalah bus. Saya sendiri sempat mencoba kedua jenis transportasi tersebut. Satu kata untuk itu: wow.

Saat tiba di Jakarta untuk pertama kalinya, saya menjajal jasa layanan KRL (Kereta Rel Listrik). Untuk menggunakan KRL ini jangan dibayangkan seperti zaman era 90-an. Zaman dulu untuk bisa naik kereta, kita harus membeli peron. Bagaimana sekarang?

Di Jakarta kini tidak demikian, tetapi kita harus memiliki kartu KRL. Untuk menebus kartu, kita harus mengeluarkan Rp 30.000. Selanjutnya, agar bisa digunakan seterusnya, kita musti mengisi ulang. Nominal untuk isi ulang dimulai dari minimal Rp 10.000. Jika tidak, kita tak bisa menggunakan jasa layanan KRL ini, kecuali dengan cara lain.

Saat bertanya kepada petugas penjaga, petugas mengarahkan untuk membayar dengan menggunakan sistem e-money, seperti link atau kartu transaksi bank macam flazz. Hanya dengan cara seperti itulah, kita dapat menggunakan jasa layanan KRL.

Ada hal yang menarik dari KRL ini. Selain biayanya murah, transportasi ini aman bagi para kaum hawa. KRL jurusan tertentu menyediakan gerbong khusus untuk wanita. Jadi gerbong antara pria dan wanita ada tersendiri. Tentang itu, sempat terlintas pikiran liar saya, lantas bagaimana jika penumpangnya adalah jenis lain? Jangan tanya apa jenis lain yang saya maksud. Sobat yang pernah ke Thailand atau beberapa negara di Eropa, pasti paham dan ini patut direnungkan.

Beralih pada jenis transportasi yang kedua, untuk bisa berkeliling ke Jakarta, kita bisa juga menggunakan moda transportasi bus. Karena di Jakarta, tentu namanya adalah Transjakarta. Saya sendiri senang dan merasa nyaman menggunakan jasa bus ini.

Beberapa kali saya menggunakan bus Transjakarta untuk menuju tempat-tempat yang ingin saya kunjungi. Ada hal menarik ketika menaiki transportasi ini. Sobat yang baru kali pertama harus menyiapkan kartu, seperti Flazz, Brizzi, Bank DKI, dan semacamnya. Jika tidak, maka sobat bisa meminta bantuan kepada petugas penjaga.

Saya ingat betul, ketika kali pertama saya menaiki transportasi ini, saya menuju Erasmus Huis yang lokasinya berada di kawasan Kuningan. Bagi saya, ini adalah hal baru. Saya sempat merasa kikuk karena ternyata ada larangan, bahwa tidak diperkenankan untuk minum di dalam bus. Selain itu, Anda jangan sekali-kali melepas masker. Kalau tidak, akan ada petugas yang akan mengingatkan.

Tidak berhenti di situ, keseruan saya mencoba Transjakarta ini menjadi pengalaman yang takkan terlupakan. Saya menyadari sebagai “tamu” di ibu kota. Saya harus bersikap ramah. Sikap ramah tersebut saya tunjukkan saat naik Transjakarta. Agar saya sampai sesuai tujuan, saya tidak malu untuk bertanya kepada orang tentang di mana saya harus turun.

Menurut salah satu penumpang, saya turun di halte setelah halte Departemen Kesehatan. Akan tetapi, setelah saya berhenti dan busnya pergi, ternyata saya kelebihan turun di halte. Harusnya saya turun di halte sebelumnya untuk menuju Erasmus Huis.

Semoga dengan pengalaman ini, sobat yang ingin naik bus harus memastikan halte yang tepat. Atau kalau tidak begitu, ajaklah seorang teman yang mengenal seluk beluk Jakarta. Ini adalah cara termudah agar kita tak tersasar di ibu kota. Oh iya. untuk tarif bus Transjakarta amat terjangkau.

Kota Tua

Kedatangan berikutnya ke Jakarta, saya mencoba berwisata di Kota Tua yang terkenal. Jujur ini adalah pengalaman pertama saya berwisata saat itu. Sama dengan kedatangan saya yang pertama, saya juga berwisata ke Kota Tua di bulan Juni, hanya beda tanggal saja.

Di Kota Tua, Anda bisa mengunjungi beberapa museum sekitar. Untuk bisa masuk ke museum, sobat harus memiliki kartu Bank DKI. Selain itu, jangan berharap bisa masuk dan berkeliling museum.

Saya sendiri awalnya juga bingung. Saya tidak memiliki kartu Bank DKI. Namun, salah satu petugas memberitahu, bahwa saya bisa mendapatkan kartu tersebut di Bank DKI. Spontan saya terkejut karena saya bukanlah warga DKI Jakarta. Di situ saya pun bertanya-tanya, bagaimana jika ada wisatawan atau orang yang ingin berkunjung ke museum, tetapi bukan warga DKI Jakarta? Pertanyaan itulah kemudian yang membantu saya, sehingga bisa masuk ke salah satu museum yang ada di Komplek Kota Tua.

Dengan polosnya, saya mengatakan kepada salah satu petugas, bahwa saya bukan warga DKI. Saya juga tidak memiliki kartu DKI. Petugas yang baik pun mengatakan sebenarnya saya bisa masuk dengan meminta bantuan petugas. Karena kebaikan petugas itu, saya bisa masuk ke Museum Seni Rupa dan Keramik.

Di dalam museum tersebut, saya mendapati jejak sejarah yang membantu saya untuk mengetahui peradaban masa lalu. Percaya atau tidak, dari lukisan yang terpajang, ternyata Indonesia memiliki para seniman yang hebat. Lukisan-lukisan yang terpajang membuktikan, bahwa peradaban dan kesenian di masa lalu tak kalah memesonanya dengan zaman sekarang.

Ada beberapa lukisan yang membuat saya takjub. Namun, di antara lukisan tersebut, ada satu lukisan yang memikat hati saya. Dalam hati, ini lukisannya tampak sederhana. Tetapi, kesederhanaan inilah yang membuat karya tersebut bisa dipajang di museum. Lukisan tersebut adalah karya Henk Ngantung.

Henk Ngantung adalah seorang pelukis kelahiran Manado, Sulawesi Utara. Di zamannya, nama Henk muncul di beberapa surat kabar umum yang terbit di zaman Hindia Belanda. Dengan lukisannya, Ngantung ingin menampilkan sebuah peristiwa.

Lukisannya bertema sosial. Ia menggunakan pengemudi becak dan pedagang keliling sebagai objek lukisannya. Ngantung ingin menunjukkan simpatinya kepada orang-orang kelas bawah yang musti bekerja menyambung hidup di kota Jakarta kala itu. Yang menarik lagi, lukisannya dibuat di atas kertas zaman dulu.

Sesungguhnya, menceritakan lebih jauh tentang lukisan-lukisan tersebut begitu menarik hati, akan tetapi butuh berlembar-lembar halaman dan waktu untuk mengulasnya. Lebih dari itu, akan lebih menarik menyelami Jakarta bila sobat dapat berkunjung sendiri ke sana.

Baik wajah baru maupun potret masa lalu Jakarta, semua itu akan kita kenang hingga esok hari, hingga waktu pun berhenti. Niat pemerintah yang akan memindahkan ibu kota biarlah menjadi rencana pemerintah. Tetapi, kenangan akan Jakarta sebagai ibu kota akan terus terkenang abadi dalam sanubari.

*) Penulis adalah alumnus Jurusan Sastra Indonesia Unesa dan seorang guru SD di Sidoarjo yang senang bercerita.

Tags: FearuresjakartaPotret Masa LaluWajah Baru

Related Posts

Wajah Baru Unik Stasiun Banyuwangi Kota Siap Sambut Pengunjung Awal Tahun 2025

Wajah Baru Unik Stasiun Banyuwangi Kota Siap Sambut Pengunjung Awal Tahun 2025

by Radar Jatim
3 Januari 2025
0

BANYUWANGI (RadarJatim.id)--Dengan ditandai penandatanganan prasasti,...

Youth Economic Summit 2024 Dorong Terciptanya Ekonomi Inklusif – Berkelanjutan

Youth Economic Summit 2024 Dorong Terciptanya Ekonomi Inklusif – Berkelanjutan

by Radar Jatim
24 November 2024
0

JAKARTA (RadarJatim.id) -- Youth Economic...

Waspada Penipuan, Ini Cara Bedakan BRImo FSTVL yang Asli dan Palsu

Waspada Penipuan, Ini Cara Bedakan BRImo FSTVL yang Asli dan Palsu

by Radar Jatim
31 Oktober 2024
0

JAKARTA (RadarJatim.id) -- Penipuan melalui...

Load More
Next Post
Abdimas Umsida Sosialisasikan Manfaat Aplikasi Pembiayaan Murabahah di SMK Antartika 2 Sidoarjo

Abdimas Umsida Sosialisasikan Manfaat Aplikasi Pembiayaan Murabahah di SMK Antartika 2 Sidoarjo

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In