SIDOARJO (Radarjatim.id) Upaya pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menutup kesenjangan/gab (imunisasi yang tidak terlaksana) pada saat pandemi. Sehingga untuk mencegah KLB (Kejadian Luar Biasa) dari penyakit, dapat dicegah melalui imuninasi.
Itulah penegasan Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo drg. Syaf Satriawarman saat melaunching, mensukseskan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) Tahab II Jawa-Bali, pada (2/8/2022) tadi pagi di Balai Desa Bluru Kidul Sidoarjo.
Menurut Syaf Satriawarman, bahwa BIAN dilaunching hari ini bersamaan dengan pelaksanaan Posyandu di Desa Bluru KIdul. Untuk selanjutnya BIAN akan dilaksanakan oleh di seluruh Posyandu di masing – masing kecamtan.

Ia juga mengatakan, di Kabupaten Sidoarjo tahun 2022 hingga bulan Juli ada 3 kasus terduga difteri, dengan tidak ada toxigenic. 10 kasus terduga accute flaccid paralysis yang terlapor dengan hasil negative polio, dan 109 kasus suspect measles/rubella dengan hasil 3 kasus campak, measles dan 11 kasus rubella tersebar di 8 kecamatan. “Data dari kami, ada sebanyak 973 bayi usia 0-12 bulan yang belum diimunisasi lengkap. Anak yang tidak lengkap imunisasi dasar (Drop Out) selama tahun 2017-2021 sebanyak 3.065 anak,” katanya.
Menurutnya, sasaran BIAN dengan kegiatan kejar imunisasi cukup tinggi, dan kampanye sasaran MR anak usia 9-56 bulan sebanyak 121.00 anak. “Kalau dilihat dari target sasaran BIAN ini, Kabupaten Sidoarjo mempunyai resiko sedang untuk terjadinya KLB, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” jelas Syaf Satriawarman.
Sehingga ia berharap melalui pelaksanaan BIAN ini, untuk kejar imunisasi, juga untuk menjadikan anak-anak yang sehat terlindungi dari berbagai macam penyakit. “Juga membentuk generasi bangsa yang tangguh serta membuat Indonesia lebih maju,” harapnya.(mad)







