SIDOARJO (RadarJatim.id) Persiapan gelaran Festival Gus Muhaimin Next 2024 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo sudah seratus persen selesai, termasuk pengamanan, perijinan, penggalangan massa dan lain sebagainya.
Hal itu disampaikan oleh H. Subandi selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Sidoarjo seusai menghadiri rapat paripurna di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo, Jum’at (05/08/2022) kemarin.
“Semua sudah kita persiapkan, mulai dari segi keamanan maupun perijinannya,” katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo itu menuturkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua steak holder, salah satunya dengan pihak kepolisian untuk mengatur keamanan dan jalannya lalu lintas.
Dia menuturkan bahwa kegiatan tersebut akan dihadiri oleh seluruh pengurus PKB kabupaten/kota se Jawa Timur (Jatim), sehingga segala kebutuhan terkait kesuksesan acara tersebut harus dipersiapkan dengan matang.
“Karena besok itu adalah perwakilan (PKB se Jatim,red). Alhamdulillah semua persiapan sudah kami lakukan, mulai dari pengamanan, perijinan sudah selesai semua. Besok itu tinggal mensukseskan saja,” tuturnya.
Dijelaskan oleh Subandi bahwa selain dihadiri oleh pengurus PKB kabupaten/kota se Jatim, acara tersebut juga dihadiri oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB dan tokoh-tokoh besar lainnya.
“Insya’ Allah Pak Prabowo tidak hadir, karena kemarin ada khol di Ploso-Kediri. Tapi tokoh-tokoh besar yang ada di Jakarta hadir semua,” jelasnya.
Terkait adanya surat edaran dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Sidoarjo nomor 183/PC/A-1/L-10/VIII/2022 yang melarang semua pengurus dan kader untuk tidak menggunakan nama dan atau atribrut NU dalam kegiatan politik.
Ia menegaskan bahwa ia sependapat dengan surat edaran dari PC NU Sidoarjo tersebut, karena NU tidak boleh melakukan politik praktis dan yang boleh melakukan politik praktis adalah PKB.
“Kalau PC NU melarang bahwa (pengurus dan kader,red) NU berpakaian baju PKB, itu betul. NU tidak boleh berpolitik praktis, yang boleh berpolitik praktis adalah PKB. Alat poliknya NU adalah PKB,” tegasnya.
Menurutnya bahwa NU itu adalah organisasi keagamaan sehingga tidak boleh dicampur adukan dengan politik, namun diakui ataupun tidak bahwa PKB dilahirkan langsung dari NU.
“Diakui ataupun tidak. Sebagai ketua partai, kami akan terus berkhidmat kepada NU,” pungkasnya. (mams)







