SURABAYA (Radarjatim.id) – Tren harga BBM terus naik. Untuk kebutuhan kerja maupun usaha, sudah saatnya melirik kendaraan berbasis listrik. Lalu seberapa besar penghematan yang didapat dengan menggunakan sepeda motor listrik dibanding dengan motor berbahan bakar minyak? ITS Tekno Sains punya hitung-hitungannya.
“Berdasarhasil riset kami, memakai sepeda motor listrik dapat menghemat biaya operasional sebesar 60% sampai 70% dibanding sepeda motor bensin,” kata Felix Andrian, konsultan ahli dari PT ITS Tekno Sains dalam acara Talkshow Green Energy di Grand City Surabaya, Kamis (22/6) siang. Diskusi bertajuk Menyiasati Kenaikan BBM itu merupakan salah satu acara dari kegiatan ekspo Decorintex yang berlangsung sejak 21 hingga 25 Juni mendatang.
Felix menjelaskan, pihaknya telah membuat kalkulasi dengan membandingkan motor listrik buatan ITS bermerek Gesits dengan dua sepeda motor berbahan bakar minyak, mulai dari segi harga, biaya pemeliharaan, hingga tingkat penghematan yang dicapai.
Dari komparasi tersebut, terlihat perbedaannya. Pada awal-awal pembelian memang perbedaannya tidak begitu besar, tetapi pada saat penggunaan segera terlihat bahwa penghematannya begitu signifikan.
“Untuk perkiraan perjalanan sejauh 20 km, motor Gesits hanya butuh biaya Rp. 1.420, sedang motor konvensional 125 cc butuh Rp. 3.300 dan motor 110 cc butuh Rp. 4.202,” kata Felix sambil menunjuk data tabel komparasi yang terpampang pada layar lebar di panggung. Dengan demikian dari sisi konsumsi bahan bakar, penghematan bisa mencapai dua hingga hampir tiga kali lipat.
Lebih rinci dijelaskan, pada motor listrik konsumsi energinya 34,7 km/kWh. Sedang motor 125 cc berbahan bakar minyak sebesar 47,6 km/liter dan motor 110 cc 60,6 km/liter. Biaya daya pada Gesits sebesar Rp. 4.466/kWh, sedangkan biaya isi BBM motor biasa sebesar Rp. 10 ribu/km.
Dari segi pemeliharaan, motor listrik juga diklaim mudah dan murah. Praktis tidak ada perawatan khusus. Umumnya hanya terjadi keausan pada belt saja. “Komponen utama motor listrik itu ya baterainya. Untuk baterai kami memberi garansi tiga tahun,” kata Felix menjanjikan. Pajak tahunannya juga murah, hanya Rp 15 ribu karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Menurutnya, sepeda motor Gesits merupakan hasil dari riset ITS yang dirintis sejak 2016. Kini sudah memasuki tahap hilirisasi dan komersialisasi. Hingga tahun 2021 sudah terjual sekitar 5.000 unit. Konsumennya antara lain Petrokimia Gresik, Malindo, Dinas perhubungan, dan masyarakat umum.
Secara teknis satu baterai Gesits dapat digunakan untuk menempuh perjalanan sejauh 50 km. Pada ruang bagasi di bawah sadel tersedia dua baterai, sehingga Gesits dapat dipacu untuk jarak tempuh 100 km. Waktu pengisian daya (charging) sekitar 3 jam sampai 4 jam. Kapasitas baterai 1.44 kWh (72volt/20 Ah). Motor ini dibekali teknologi pintar pada digital dashboard. Mode berkendara terdiri dari tiga mode yaitu eco (45 km/jam), urban (60 km/h), dan sport (70 km/h).
Ke depan prospek kendaraan listrik tampaknya akan semakin cerah. Apalagi Presiden Jokowi telah mendukung dengan mengeluarkan Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sekarang terdapat sekitar 12 merek sepeda motor listrik yang berkompetisi di pasaran Indonesia. Di antaranya Honda, Yamana, Gogoro, Oyika, ECGO, dan Viar. Untuk Viar tipe New Q1 dibandrol dengan harga Rp 22,4 juta. Baterainya diklaim mampu menempuh jarak sejauh 70 km. (rio)




