SIDOARJO (RadarJatim.id) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo menggelar simulasi penanganan krisis kesehatan pasca bencana alam pada tanggal 25-26 Oktober 2022 di lapangan Desa Ngaban-Kecamatan Tanggulangin, Rabu (26/10/2022) lalu.
Dr. Ivan Setiawan, Sp, EM, koodinator kegiatan mengatakan bahwa acara simulasi yang dibuka oleh Kepala Dinkes Kabupaten Sidoarjo Dr. Fenny Apridawati, S.KM, M.Kes itu dihadiri oleh Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tenaga medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, bidan Puskesmas se Kabupaten Sidoarjo serta dari Forum Relawan Sidoarjo Tangguh (Forest).
“Pelaksanaan simulasi diikuti sebanyak 50 orang peserta dari unsur Dinkes, PMI (Palang Merah Indonesia,red) Sidoarjo dan relawan Forest,” katanya.
Diungkapkan oleh Ivan Setiawan bahwa simulasi ini diawali dari pembagian klaster kesehatan dan mengelompokkan pembagian tugas sesuai dengan skenario yang dibuat, dimana semua peserta simulasi yang terlibat berperan aktif sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Ia juga mengungkapkan bahwa setiap peserta mensimulasikan penanganan medis, seperti menolong pasien hamil dengan patah tulang, pasien dengan gangguan jiwa, ataupun penanganan pasien luka bakar.
“Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, simulasi ini dinilai cukup bagus,” ungkapnya.
Achmad Zainudin, Sekretaris Forest menjelaskan bahwa kegiatan simulasi ini diharapkan bisa meningkatkan kapasitas skill dalam menangani krisis kesehatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kesiapsigaan Dinkes Kabupaten Sidoarjo dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam dengan melibatkan stakeholder dan instansi terkait serta relawan-relawan yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
“Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, akademisi, perusahaan dan lainnya memang diperlukan mengadakan simulasi untuk acuan dan evaluasi terkait kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi kejadian bencana atau kejadian luar biasa,” jelasnya.
Dengan adanya simulasi-simulasi seperti ini dapat meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi bencana, sehingga penanggulangan bencana dapat direspons dengan baik serta dapat meminimalkan korban jiwa. (mams)







