Oleh ARDISTA PUTRI OCTAVIA
Dalam kehidupan, penguasaan literasi pada masyarakat sangat penting dalam mendukung kompetensi-kompetensi yang dimiliki. Kompetensi dapat saling mendukung apabila generasi muda dapat menguasai literasi atau dapat diartikan generasi muda melek dan dapat memilah informasi yang dapat mendukung keberhasilan hidup mereka.
Pentingnya literasi dikenalkan kepada masyarakat, salah satunya agar masyarakat dapat lebih bijak dalam memanfaatkan informasi yang dimiliki serta mandiri dalam memilah memilih data dan informasi yang bermanfaat. Kota Malang banyak dikenal orang sebagai kota pendidikan.
Meski begitu, ternyata tingkat literasi di Kota Malang menurut keterangan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah, Yayuk Hermiati, berada di angka 60 persen. Angka itu menurutnya cukup rendah karena minimal harusnya tingkat literasi 80 persen.
Peran perpustakaan harus dimaksimalkan di tengah arus globalisasi dan modernisasi masyarakat saat ini. Keberadaan pustakawan pun dinilai penting sebagai agen yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Esensi lain dari perpustakaan yakni tidak sekadar berfungsi sebagai pusat pembelajaran, tetapi juga menjadi agen perubahan bagi masyarakat. Keberadaan perpustakaan dalam hal ini sangat diharapkan untuk dapat berperan sebagai mitra kolaborasi pengembangan modernisasi masyarakat.
Mungkin hal ini terjadi karena kurangnya bahan bacaan dan praktik literasi yang belum sesuai menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya literasi membaca masyarakat Indonesia dan rendahnya minat baca. Ini bisa terjadi karena memang sejak kecil kita tidak terbiasa membaca.
Sementara itu memaparkan literasi bisa ditumbuh kembangkan sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Modalitas belajar anak adalah seluruh indera yang mereka miliki. Dan sejak lahir reseptor otak anak sudah siap menunggu diaktivasi oleh tiga guru (keluarga, guru, dan lingkungan) melalui berbagai aktivitas literasi.
Meningkatkan literasi masyarakat harus dimulai sejak dini dan hanya bisa tergugah bila dimulai dari sendiri dan atas kesadaran penuh bahwa setiap orang memang membutuhkan bahan bacaan, serta ketersediaan buku-buku yang didesain semenarik mungkin dengan mengedepankan edukasi. Menumbuhkan minat baca adalah tugas bersama, bukan tugas satu atau dua orang saja.
Literasi perlindungan untuk anak harus dilakukan secara komunikatif, menimbulkan kegembiraan, membawa pesan yang baik, dan melatih anak dalam menyaring kebenaran, serta mengambil manfaat dari informasi yang diterima.
Adapun aspek literasi perlindungan anak yang perlu diperhatikan ada tiga yakni literasi digital dengan internet sehat, literasi sosial-budaya, dan literasi keluarga untuk pola asuh anak. Banyak aktivitas literasi yang bisa dilakukan di rumah, salah satunya adalah membacakan dongeng atau read aloud. Kegiatan tersebut bisa dilakukan oleh semua orang tua untuk mendekatkan anak pada buku.
Literasi juga sangat penting terutama di sekolah yang harus dibiasakan dengan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai,mendiskusikan tentang buku cerita yang dibaca yang bisa dilakukan setiap akhir pekan, mendirikan perpustakaan kelas, memberikan penghargaan baca buku, dan menggunakan perpustakaan digital dapat dijadikan alternatif lain untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa.
Agar siswa lebih mudah mencari buku-buku baca lewat perpustakaan digital. Dengan ditambahkannya persediaan jumlah perpustakaan keliling untuk memberi dan mengenalkan kepada masyarakat sekitar akan pentingnya kebiasaan membaca serta memberikan fasilitas yang disediakan untuk pembaca yang mudah dijangkau. Atau dengan cara lain dapat diadakannya event pameran buku murah, sangat efektif karena sebagian orang dipengaruhi dalam daya beli meski mempunyai minat baca tinggi. {*}
*) Penulis adalah Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.







