SIDOARJO (RadarJatim.id) Kerap terjadinya kecelakaan di jalur kereta api (KA) tak berpalang pintu membuat prihatin Ir H Bambang Haryo Soekartono (BHS). Ketua Harian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur ini memberikan perhatian lebih agar kejadian laka di jalur KA tak berpalang pintu tidak terjadi lagi.
Seperti kejadian kecelakaan (laka) yang menimpa korban Giniati warga Mega Asri Desa Tenggulunan Kecamatan Candi Sidoarjo yang meninggal dunia akibat tertabrak Kereta Api (KA) komuter Jenggala, saat melintas di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Sumokali, Kecamatan Candi.
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini tak berselang lama langsung meninjau lokasi kecelakaan di perlintasan tak berpalang pintu, Kamis (13/4/2023). Hasilnya, diketahui ternyata sistem sirine tanda peringatan atau early warning system di lokasi mengalami kerusakan sudah lama dan tidak dilakukan perbaikan.

“Harus segera dilakukan perbaikan, kalau tidak segera diperbaiki, saya dan tim BHS akan memperbaiki sekaligus diberi suara agar saat ada kereta api pengendara mengetahui,” kata BHS.
Saat berdialog dengan warga, juga terungkap bahwa tanda peringatan sudah lama rusak, namun tak juga ada perbaikan. Terungkap pula bahwa di perlintasan tak berpalang pintu tersebut sudah ada 7 korban laka. Dimana satu korban selamat dan 6 orang meninggal dunia.
Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim ini menyampaikan bahwa rel KA yang melintang di Sumokali itu seharinya dilintasi dua kali laju kereta api yang pulang pergi (PP) jurusan Mojokerto. Jika ada rencana dari pihak KAI nantinya sebanyak tiga kali pulang pergi, perlu dilakukan pemasangan palang pintu.
Ketua RT 2 RW 1 Desa Sumokali Solikan dihadapan BHS menyampaikan bahwa di lokasi memang sirine peringatan sudah terpasang namun tidak berfungsi. “Sudah lama rusak, tapi tidak kunjung diperbaiki. Kami inginnya sirine itu berfungsi.Saya yakin kalau berfungsi pengendara akan waspada saat akan melintas,” katanya.
Hal senada disampaikan Arif, Ketua RT 11, dimana warga berharap agar early warning system kembali normal. Tujuannya untuk mengantisipasi agar tidak lagi ada korban.
Wayono salah satu petugas KAI Daop 8 yang turut mendampingi sidak BHS dilokasi menyampaikan bahwa diperlintasan tersebut sudah dicarikan solusi dan pernah dibahas antara perwakilan warga, pihak desa, dishub dan pihak KAI. Hasilnya perlintasan tersebut akan ditutup dijadikan satu dengan perlintasan yang jaraknya sekitar 400 meter.
Sedangkan ditempat terpisah, Kepala Dishub Kab. Sidoarjo Benny Airlangga menyampaikan mengenai sirine peringatan kerata api yang rusak akan segera dilakukan perbaikan.
Sementara itu, BHS bersama timnya BHS Peduli memberikan santunan kepada keluarga Giniati, warga Mega Asri Desa Tenggulunan Kecamatan Candi Sidoarjo yang meninggal dunia akibat tertabrak KA komuter Jenggala, saat melintas di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Sumokali, Kecamatan Candi. “Kami ikut berbelasungkawa atas musibah yang dialami korban,” kata BHS. (RED)







