Oleh Nanang Haromain
Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2024 belum dimulai, namun bisa dipastikan salah satu dari sembilan petahana Daerah Pemilihan (Dapil) Sidoarjo 5 akan terlempar dari kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo. Ini setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo memutuskan ada pengurangan alokasi kursi, dari sebelumnya sembilan kursi menjadi delapan kursi.
Seperti yang diketahui, sembilan anggota DPRD yang maju dari Dapil Sidoarjo 5 pada Pemilu 2019, kini semuanya ikut mencalonkan diri kembali di Dapil ini.
Sembilan petahana tersebut adalah H. Sulamul Nurwawan dan H. Saifudin Affandi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Bambang Riyoko dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), H. Bashor dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), H. Adhy Samsetyo dari Partai Amanat nasional (PAN), Thoriqul Huda dari Partai Golkar), Vike Widya Asroni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hj. Nurhendriyanti dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Hj. Umi Khaddah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Berkurangnya jumlah kursi juga berimbas pada persaingan untuk mengamankan batas minimal kemenangan. Dengan rasio kursi yang semakin kecil, perebutan suara pemilih dipastikan akan semakin sengit. Kalau di Pemilu Legislatif 2019, nilai minimal harga kursi adalah 10.095 suara, bisa dipastikan di Pemilu Legislatif 2024 nanti, nilai kursi di Dapil Sidoarjo 5 ini bakal meningkat.
Pemilu Legislatif 2019 juga mencatat, ada delapan partai politik (parpol) yang bisa meraih kursi. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kompetisi antar parpol berlangsung dengan sengit, karena tidak ada parpol yang dominan. Tidak seperti di Dapil lainnya yang cenderung didominasi oleh parpol tertentu.
Selain pengurangan kursi, nama-nama beken Calon Legislatif (Caleg) baru potensial bertambah di Dapil ini, sebut saja Samsul Hadi, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Sidoarjo. PDIP juga mengusung Nadia Bafaqih, aktivis perempuan yang kali ini pulang kampung setelah di Pemilu Legislatif 2019 berkontestasi di Dapil Sidoarjo 1. Di Gerindra ada nama Pratama, sementara dari barisan millineal ada Zakaria Dimas, Caleg potensial Nasdem. PAN juga mengusung calon mudanya, yaitu Ayu Oktaviana yang juga masih kerabat dari dua bersaudara politisi PAN, Khulaim Junaidi dan Taufikqulbar. Nama-nama ini akan membuat kontestasi di Dapil Sidoarjo 5 benar-benar hidup dan panas.
Apalagi ketangguhan petahana di Dapil ini tidak selamanya berjalan mulus. Ada beberapa catatan di Pemilu Legislatif sebelumnya, petahana tumbang di Pemilu Legislatif 2019. Seperti HM. Rifai, Ketua DPC Gerindra yang kalah bersaing dengan pendatang baru, H. Bashor.
Melihat kualitas pendatang baru yang potensial dan medan pertarungan yang semakin ketat, peluang petahana untuk dikalahkan terbuka lebar, terutama para petahana dari parpol Pemilu 2019 yang memperoleh suara mepet dengan batas minimal nilai kursi di Dapil Sidoarjo 5 ini.
Ada empat parpol yang berdekatan perolehan suaranya, yaitu PPP dengan suara total 10.095 suara, Nasdem 10.135 suara, Golkar 10.613 suara, sementara PKS memperoleh 11.765. Salah dalam penyusunan komposisi dan penggantian Caleg internal peraih suara signifikan di Pemilu 2019 juga bakal berpengaruh terhadap kegagalan keterpilihan kembali Caleg petahana.
Fenomena arus besar migrasi elektoral, khususnya dari kalangan pemilih pemula yang condong mengalihkan dukungan kepada figur-figur baru yang dipandang lebih memiliki effort kuat sebagai legislator pujaan hati kaum milenial juga akan menjadi faktor pendorong kegagalan petahana, terutama yang mempunyai catatan kinerja buruk. (*)
*) Nanang Haromain, Pengamat Politik dan Mantan Komisioner KPU Sidoarjo, tinggal di Sidoarjo.







