Oleh Fatah Yasin Noor*
Kepala Suku Osing yang juga sesepuh Kopat, Sanusi Marhaedi diundang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Negeri Mpu Tantular, Sidoarjo, Jawa Timur. Sanusi yang biasa dipanggil Wyak Usik diminta hadir pada 12-14 Juni 2023 di gedung museum yang megah itu untuk berbicara perihal penanggalan Tatal.
Penanggalan Tatal Osing kini disimpan di museum Mpu Tantular, Jawa Timur. Kalender yang usianya jauh sebelum lahirnya penanggalan Jawa.
Kalender Tatal digunakan secara masif oleh masyarakat Blambangan (Banyuwangi). Temuan Baru Tatal Osing sangat mengejutkan. Publik belum banyak yang tahu. Para peneliti sibuk metelisik lebih jauh. Diketahui, peradaban dan kebudayaan di Banyuwangi sudah sedemikian maju di zamannya. Sanusi terpilih jadi narasumber satu-satunya dari Banyuwangi yang mewakili komunitas suku Osing.
Pihak Museum Mpu Tantular tentu tidak sembarangan memilih narasumber. Tak diragukan lagi kapasitas Usik sebagai pembicara utama. Usik yang konsen di dunia budaya dan tradisi di Banyuwangi punya pengalaman tradisional Osing secara turun-temurun.
Ia mengerti dan peka membaca gelagat alam. Kepekaan itu sudah jarang diasah oleh masyarakat modern sekarang. “Dina Jawa” dan weton yang diagemi nenek moyangnya. Cerita tutur turun-temurun itu terus melekat dalam ingatan Usik.
“Ngomongnya kadang ngelantur, tapi celakanya banyak benarnya,” ujar Sinar Lintang yang paham siapa Usik.
Secara blak-blakan ia mengakui, Usik memang pas menyandang predikat Kepala Suku Osing. Maka tidak salah kalau Kesbangpolinmas Kabupaten Banyuwangi mengeluarkan SK untuk Usik sebagai Kepala Suku Osing. Generasi milenial seyogyanya perlu tahu sejarah mbah buyutnya dahulu. Sebab disinyalir Kalender Tatal, kalender kuno pahatan dari kayu itu sudah ada jauh sebelum Sultan Agung (1633 Masehi) menciptakan kalender Jawa.
Kalender Tatal Osing sudah mengenal hari pasaran, weton, dan mitigasi bencana. Tentu saja itu buah pengamatan alam semesta yang berjalan teratur tak berubah sampai sekarang. Mereka ternyata ahli astrologi yang membanggakan.
Bukti Kalender Tatal berdasarkan peredaran bulan (lunar) yang sama tapi beda pada detil penandaannya. Ia selaras dengan perhitungan perputaran bulan pada Hijriyah dan kalender Jawa Kuno Sultan Agung secara umum. Kalender Tatal Osing kini tersimpan di museum Mpu Tantular sejak 1997.
Keberangkatan Usik kali ini dengan biaya perjalanan sendiri. Usik akan berada di sana selama tiga hari. Surat dari Pemprov Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim sudah cukup kuat bagi Usik untuk bicara di forum di tingkat provinsi. Tak ada surat rekomendasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.
Tak hanya berhenti di sini. Museum Mpu Tantular rencananya bulan Agustus menyelenggarakan seminar terkait penanggalan kuno yang ada di Nusantara, yakni di acara seminar perhitungan.
Di bulan September akhir, diagendakan seminar dengan tema yang sama, dengan narasumber perwakilan dari Suku Osing. Dari Suku Tengger diwakili pemangku adat Tengger, Suku Jawa sendiri nanti dari Tulungagung dan dari Suku Madura Sumenep perwakilan dari keluarga Keraton Sumenep.
Semua suku tersebut asli Jawa Timur dan pernah punya kerajaan besar di Nusantara. Mulai dari Majapahit, Blambangan, Keling, dan Sumenep sendiri. Semuanya berada di Jawa Timur. {*}
*) Penulis adalah Ketua Komisi Sastra Dewan Kesenian Blambangan (DKB).







