SIDOARJO (RadarJatim.id) – Prosesi Wisuda Al Qur’an dan Parenting yang dilakukan oleh SD Islam Terpadu Nurul Fikri Sidoarjo sempat memecahkan suasana, tangis, haru, riang gembira bercampur jadi satu. Kondisi tersebut terjadi pada Sabtu (24/6/2023) pagi, di Gedung Serba Guna Agrowisata Lebo Sidoarjo.
Ketika Trainer Wafa Indonesia, Dody Tisna Amijaya M.Pd saat mengakhiri materi parentingnya, dengan menyuruh para wisudawan Al Qur’an turun panggung menemui orang tuanya yang dihadirkan dalam wisuda tersebut. Yakni untuk meminta maaf, memeluk dan mencium orang tuanya yang setia membimbingnya mulai dari dalam kandungan hingga sekarang bisa menjadi penghafal Al Qur’an dengan baik.
Dody Tisna jelasnya, dengan anak-anak sungkem orang tua, minta maaf dan peluk cium. Ia berharap setiap orang tua membayangkan seperti inilah momentumnya diakhirat nanti. “Saya yakin dengan kegiatan ini akan menjadi pengingat seumur hidupnya. Mereka harus ambil bagian mumpung ada kesempatan,” harap Mahasiswa S3 Unesa ini.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ath Thoyyibah yang menaungi SDIT Nurul Fikri Sidoarjo KH. Syaiful Arifin, SS., M.Pd menuturkan kalau wisuda hari ini sekitar 174 anak. Ada anak-anak yang sudah bisa menghafal hingga 5 juz lebih, padahal target kami 2 juz hingga 3 juz. “Alhamdulillah banyak yang sudah melampaui dari target. Ini tentu saja termasuk peran orang saat melakukan pendampingan di rumah,” tuturnya.
Dengan kondisi tersebut, akhirnya saya ada ide, buatkan buat survey yang diisi oleh orang tua masing-masing. Tujuannya hanya ingin mengetahui tentang hafalan putra-putrinya. Diantara 16 anak yang sudah hafal lebih dari 5 juz. “Ternyata hasil survey nya saat pendampingan 100 persen dilakukan oleh ibu-ibu. Dan faktor terbesar mempercepat pendampingan anak-anak adalah suasana rumah yang kondusif. Dan hambatan yang terbesar saat mendampingi anak di rumah adalah godaan HP, 73 persen yang menjawab,” ungkap ustadz Syaiful Arifin.
Kepala SD IT Nurul Fikri Siti Maemunah, S.Pd juga mengucapkan Alhamdulillah anak-anak sangat antusias mengikuti munaqosah/ujian akhir penghafal Al Qur’an, dan banyak siswa yang hafal melebih dari target. “Target kami tahun ini sebenarnya hanya juz, ternyata yang hafal 5 juz juga sudah banyak, sehingga targetnya juga dinaikkan ke 5 juz, untuk memberikan apresiasi kepada mereka,” ucapnya.

Lanjutnya, jadi sesuai dengan tagline kami ‘Global Quranic School’. Al Qur’an itu memang menjadi prioritas utama. Setiap hari mereka ada jam khusus untuk belajar dan menghafal Al Qur’an, ada jam tersendiri, sehingga tidak mengganggu jam pelajaran pada umumnya. Jadi target demi target itu sudah terencana dengan rapi.
“Oleh karena itu saya berharap anak-anak yang kelas enam nantinya minimal bisa 3 juz. Makanya yang di wisuda ini tidak harus kelas 6 saja, tetapi bisa kelas 1 hingga kelas 6, sesuai kesepakatan anak-anak berapa juz bisa menghafal. Bahkan sekarang ini sudah anak kelas 1 berhasil menghafal 5 juz,” pungkas Siti Maemunah.(mad)







