BANYUWANGI, – Anggota Komisi III DPRD Banyuwangi mendesak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lebih inovatif
Pasalnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi dari sektor pariwisata ternyata mengalami penurunan pada tahun 2022.
Pandemi Covid-19 dinilai menjadi pemicu mengapa PAD Banyuwangi dari sektor pariwisata justru menurun ketika Bumi Blambangan sudah menyandang status sebagai Kota Wisata.
Penurun PAD Banyuwangi dari sektor pariwisata ini dikritisi oleh Komisi III DPRD Banyuwangi sehingga mendesak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi untuk mencari berinovasi.
“Penerimaan retribusi kita masih belum maksimal sehingga kita mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk melakukan inovasi-inovasi yang bisa meningkatkan penerimaan retribusi,” ujar Ketua Komisi III DPRD Banyuwangi Emy Wahyuni Dwi Lestari.
Capaian PAD Banyuwangi dari sektor pariwisata, tambah Ketua Komisi III DPRD Banyuwangi, masih sangat rendah dan jauh dari target.
Sebagai gambaran, PAD Banyuwangi tahun 2022 dari sektor pariwisata tidak mampu mencapai target Rp 2,3 miliar yang telah ditetapkan dalam APBD.
Angka capaiannya pada tahun 2022 hanya mampu tembus 56 persen atau tak sampai Rp 1,5 miliar dari target Rp 2,3 miliar.
“Di tahun 2022 lalu target retribusi kita di angka Rp 2,3 miliar. Namun modalnya Rp 730 juta. Sedangkan di tahun 2023 ini targetnya sebesar Rp 3 miliar. Hingga awal bulan Agustus ini baru terealisasi sekitar Rp 481 juta,” beber Emy Wahyuni.
Sumbatan capaian PAD Banyuwangi dari sektor pariwisata ini pun terungkap setelah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyampaikan paparan kepada Komisi III DPRD Banyuwangi.
Beberapa program atau kebijakan untuk mendongkrak penerimaan retribusi dari sektor pariwisata pun telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.***







