SURABAYA (radarjatim.id) – Pasangan Calon Wali Kota Machfud Arifin (MA) dan Mujiaman Sukirno ingin memperhatikan kesejahteraan para guru swasta dan guru tidak tetap (GTT) atau honorer di Surabaya. Pasangan dengan jargon ‘Maju Kotane Makmur Wargane’ ini memiliki misi memberikan bantuan kesejahteraan yang lebih layak bagi pahlawan tanpa tanda jasa yang masih hidup pas-pasan.
MA dan Mujiaman berkesempatan untuk bertatap muka dan menerima aspirasi curahan hati dari sekitar 200 orang guru SD dan MI se-Surabaya, Selasa (22/9/2020) di Mercure Hotel, Surabaya. MA mengapresiasi tinggi perjuangan dan keikhlasan para guru yang telah berjuang mendidik anak-anak Surabaya. Terutama pada guru honorer atau GTT yang masih bertahan mengabdi meski jauh kesejahteraannya dibandingkan dengan guru berstatus PNS.
“Saya berterima kasih pada bapak-bapak dan ibu guru yang tetap teguh dan ikhlas memberikan ilmunya. Ganjaran Allah SWT akan lebih besar kepada Anda sekalian,” tegas MA.
Cak Machfud–sapaaan akrabnya menyatakan, pihaknya juga memiliki prioritas untuk mensejahterakan warga Surabaya, khususnya kaum guru-guru honorer. Bila mendapat amanah nanti, MA ingin mengubah besaran alokasi anggaran pendidikan di Surabaya. Pasalnya, anggaran pendidikan masih lebih kecil daripada anggaran pemeliharaan taman. Padahal, masih banyak tenaga pendidik yang lehernya tercekik menghidupi ekonomi sehari-hari.
“Jangan sampai lebih senang pelihara taman dan pohon daripada manusia. Guru-guru honorer ini kan juga harus dipelihara lebih baik. Perlu diberikan bantuan untuk usaha tambahan,” sindir MA.
Mantan Kapolda Jatim ini prihatin melihat banyaknya guru yang harus kerja sambilan seperti menarik ojek dan lain-lain. MA ingin memperjuangkan guru GTT agar tetap berprestasi sehingga bisa direkomendasikan untuk segera diangkat sebagai PNS.
“Guru ini gajinya kurang, jadi mereka terpaksa mencari obyekan atau kegiatan lain. Kasihan. Ada yang jadi Guru Honorer 30 tahun. Ini kasihan sekali. Harusnya diberikan modal untuk usaha,” tambahnya.
Selain itu, MA-Mujiaman juga menyoroti kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta. Machfud Arifin berjanji akan melakukan tindakan nyata untuk bisa memberikan kesejahteraaan dan keadilan guru-guru swasta maupun negeri.
“Harus seimbang. Jangan yang swasta ini malah dimatikan. Kasihan guru-gurunya kehilangan pekerjaan,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Guru SD dan MI se-Surabaya Sulistyono berharap, bila MA-Mujiaman terpilih kelak bisa mengayomi warga kota Surabaya yang berpencaharian sebagai guru GTT.
“Saya mewakili teman-teman guru GTT Surabaya, kami berpesan kepada bapak MA bila nanti menjadi Walikota, kami cuma satu, ingin diangkat menjadi PNS. Selama ini aturan selalu menghambat. Semoga kami mendapat dukungan atas perjuangan kami,” ucap Sulis.
Sulis bersama rekan-rekannya menyatakan siap memenangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman. “Kita doakan bersama beliau ini nanti Insya Allah jadi Wali Kota Surabaya bisa amanah bisa mengayomi apa yang diinginkan warga Surabaya,” ujarnya.
Di kesempatan sama, Dahlan Iskan Menteri BUMN di era kepemimpinan Presiden SBY turut hadir di pertemuan. Dahlan memuji perjuangan keras ratusan guru GTT yang bertahun-tahun bertahan dan berharap cemas untuk meraih PNS. Dahlan meyakini, Machfud Arifin-Mujiaman bisa berjuang demi kesejahteraan para GTT ini.
“Pak MA memiliki kemampuan untuk memperbaiki kesejahteraan mereka. Dan itu tentu akan sekaligus jadi bagian dari ibadah Beliau. Buat bapak-ibu guru jangan lihat apa yang dimiliki sekarang, tapi ganjaran Tuhan jauh lebih besar, perjuangan Anda bagian dari ibadah bapak-ibu pada Allah SWT,” kata Dahlan. (Phaksy/Red)






