Oleh : A Mukhtar Hadisaputra
SIDOARJO (RadarJatim.id) Sejak berdiri pada 18 November 1912 M, Persyarikatan Muhammadiyah, telah menjadi kekuatan yang membangun Indonesia. Sebagai Gerakan Pembaharuan, yang merupakan Manisfestasi dari pemikiran sang pendiri KH Ahmad Dahlan.
Gagasan Pembaharuan ini diperoleh setelah banyak belajar kepada Tokoh Tokoh besar islam seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Fakih dari Maskumambang, Kyai Nawawi dari Banten dan beberapa Ulama besar lainya.
Muhammadiyah terus berkembang dan berkontribusi yang cukup besar hingga saat ini, Hal ini tercermin dalam pertumbuhan amal usaha yang dimiliki, 23 ribu PAUD dan TK, 348 pondok pesantren, 117 rumah sakit, 600 klinik, SD/MI 2,604, SMP/MTs 1,772 sekolah, SMA/MA 1,143 sekolah, dan 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Namun, peran Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada pembangunan internal. Organisasi ini juga aktif dalam resolusi konflik, bantuan kemanusiaan, dan pelestarian lingkungan. Dalam peringatan milad ke-111 ini, tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” menjadi semakin relevan mengingat kondisi global yang memprihatinkan.
Muhammadiyah melihat tantangan besar seperti konflik dan peperangan di berbagai negara, perubahan iklim, dan bencana alam. Dengan tema ini, Muhammadiyah meneguhkan ikhtiar sebagai solusi untuk menjaga kelestarian semesta, sesuai dengan Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 735/KEP/I.0/E/2023.
Semangat Milad ke-111 Muhammadiyah tahun 2023 tercermin dalam tema yang diusung, di mana persyarikatan harus semakin memperkuat komitmen dalam menghadapi tantangan global seperti konflik, peperangan, perubahan iklim, dan bencana alam. Organisasi ini bertekad memberikan kontribusi yang konstruktif dan solutif dalam menjaga serta melestarikan alam semesta. Dalam kerangka ini, Muhammadiyah dapat terlibat dalam berbagai upaya.
Pertama, konflik dan perdamaian. Muhammadiyah dapat berperan dalam mediasi dan promosi perdamaian dalam situasi konflik, dengan mempromosikan nilai-nilai dialog dan toleransi antarumat beragama. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan konflik dan mendorong terwujudnya perdamaian.
Organisasi ini telah membuktikan kontribusinya dalam resolusi konflik, seperti di Mindanao Filipina, Pattani Thailand, dan Rohingya Myanmar. Muhammadiyah juga aktif dalam menyuarakan isu Palestina dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Kedua, perlawanan terhadap peperangan. Muhammadiyah memiliki potensi menjadi suara yang menentang peperangan dan konflik bersenjata. Dukungan mereka terhadap upaya diplomasi dan perdamaian dapat membantu menyelesaikan konflik internasional dengan cara yang lebih damai.
Ketiga, perubahan iklim. Muhammadiyah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti mendorong penggunaan energi terbarukan, mengkampanyekan pengurangan emisi karbon, dan mengambil tindakan untuk menjaga kelestarian lingkungan alam.
Keempat, penanganan bencana alam. Muhammadiyah dengan Disaster Management Center (MDMC) yang dimiliki dapat lebih meningkatkan peran aktifnya dalam membantu korban bencana alam, melalui penyediaan bantuan darurat, perawatan medis, dan pemulihan pasca-bencana. Selain itu, dapat terlibat dalam upaya pencegahan bencana dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Muhammadiyah tidak hanya menjadi bagian integral dari solusi perubahan iklim dan bencana alam global, tetapi juga mencerminkan komitmen mendalam pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Dalam perayaan milad ke-111 ini, Muhammadiyah terus mengukir sejarahnya sebagai kekuatan yang berperan dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dan merawat semesta.
*).Tenaga Ahli Edusearch Indonesia, Sekretaris Majelis Waqof dan Asset Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sedati, Sidoarjo. (RJ1/RED)




