SIDOARJO (RadarJatim.id) Founder BHS Peduli, Ir H Bambang Haryo Soekartono memberikan apresiasi kepada pedagang Pasar Betro, Sedati, Sidoarjo, Jumat (1/12/2023). Apresiasi dan penghargaan diberikan kepada tiga pedagang terpilih dengan kategori stand terbersih, terlaris dan harga yang terjangkau.
“Saya lihat semua komoditas masih dijual dengan harga yang wajar serta kebersihan masih dijaga dengan baik. Untuk juara l saya berikan pemilik toko sembako H. Musa, juara ll Rosul pemilik toko kelontong dan juara lll diperoleh Ika pedagang snack,” kata Ir H Bambang Haryo Soekartono, di Pasar Betro Sedati, Jumat (1/12/2023).
Selain memberikan apresiasi, anggota DPR RI periode 2014-2019 ini juga meninjau dan cek harga komoditas bahan pangan di pasar tradisional yang jadi jujugan warga Betro, Sedati dan sekitarnta. Dari pantauannya, komoditas pangan di pasar Betro masih dalam batas wajar, kendati harga cabai rawit dan beras yang masih tinggi.
“Hanya cabai rawit dan beras yang masih tinggi harganya. Tapi, tidak semahal dengan di Jakarta. Nah ini berarti pemerintah daerah Sidoarjo dapat mengendalikan harga pangan jauh lebih baik dari pada wilayah lain,” ujar Bambang Haryo.
Bambang Haryo yang juga Caleg Partai Gerindra Nomer 1 DPR RI Dapil Sidoarjo-Surabaya ini menambahkan Pemkab Sidoarjo dinilai berhasil mengendalikan gejolak harga pangan. Dari hasil blusukan di Pasar Betro, pihaknya mendapati keluhan sejumlah pedagang terkait infrastruktur dan standar keamanan pasar yang dianggap masih kurang.
Untuk itu, Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terkait infrastruktur pasar. Mulai dari kondisi lantai, lampu penerangan,bak sampah hingga alat pemadam kebakaran ringan (APAR) harus disiagakan sebagai upaya antisipasi jika terjadi kebakaran.
“Kita harapkan masyarakat dapat nyaman berbelanja dan pasar menjadi favorit untuk berbelanja. Kita sangat mengharapkan pemerintah kabupaten betul-betul menggelorakan berbelanja di pasar tradisional karena dari sini ratusan ekonomi runtutan tumbuh,” tegasnya.
Untuk Apar, saat itu diketahui di Pasar Betro hanya ada 2 tabung. Padahal dari 180 pedagang yang ada, harusnya minimal ada 4 Apar. “Disini hanya ada 2 tabung dan saya akan memberikan 2 tabung lagi untuk memastikan keamanan dan keselamatan mereka (pedagang dan pengunjung,Red),” pungkas alumni ITS ini. (RJ1/RED)







