SIDOARJO (RadarJatim.id) – Puluhan aktivis dari berbagai lembaga kemasyarakatan berkumpul di Paseban Alun-alun Sidoarjo menghadiri Festival Hari Anti Korupsi Sedunia yang digelar Aliansi Peduli Pemilu Jurdil (APPJ), Sabtu (09/12/2023) malam.
Ada Kasmuin selaku Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Centre of Participatory Development (Cepad), Sigit Imam Basuki Ketua Java Corruption Watch (JCW), Winarno Ketua LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Sidoarjo, Badruzzaman Pengamat Politik dan Pemerintahan serta masih banyak lagi yang lainnya.
Mereka melakukan orasi secara bergantian dengan menggaungkan perlawanan terhadap korupsi yang semakin merajalela di segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya yang berada di Kabupaten Sidoarjo.
Dalam orasinya, Kasmuin mengajak kepada seluruh warga masyarakat untuk tidak lelah melakukan perlawanan terhadap perilaku korupsi yang terjadi di lembaga-lembaga pemerintahan di Kabupaten Sidoarjo.
Kasmuin bercerita bahwa sekitar tahun 2000, ia bersama beberapa aktivis lainya berani mengungkap dan melaporkan kepada Aparat Penegak Hukum (APK) terkait perilaku korupsi yang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo periode 1999-2004.
“Semuanya atau sebanyak 40 anggota DPRD (Sidoarjo, red) akhirnya masuk penjara, kecuali yang meninggal dunia sebelum ada putusan dari pengadilan,” katanya.
Untuk itu, di era reformasi ini ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berani bertindak dan melawan perilaku-perilaku korupsi yang masih marak terjadi dilembaga-lembaga pemerintahan, khususnya di Kabupaten Sidoarjo.
Acara yang dipandu Nadia Bafagih dan Husein itu, akhirnya ditutup dengan pembacaan naskah deklarasi dan komitmen bersama stakeholder di Kabupaten Sidoarjo untuk melawan korupsi dengan membubuhkan tanda tangan di selembar kain putih sebagai bukti nyata komitmen mereka.
Nanang Haromain, koordinator APPJ ditemui usai acara yang bertajuk “Sidoarjo Melawan Korupsi” itu mengaku puas dengan aksi para aktivis, LSM dan tokoh politik dalam menyuarakan kritik konstruktif pada para pejabat pemerintahan di Kabupaten Sidoarjo.
“Jika semua elemen bersatu padu dan mau bicara lantang. Saya yakin Sidoarjo kedepan akan semakin baik, karena ada banyak pihak yang peduli demi menguatkan peran social control,” ujarnya.
Aktivis yang juga tergabung sebagai peneliti di Institute Research Public Development (IRPD) itu berharap agar perlawanan terhadap korupsi tidak hanya bersifat ceremonial semata, namun ada langkah konkrit dilapangan. (mams)







