Oleh Nanang Haromain
Dalam tinjauan kacamata politik, apa yang telah disampaikan oleh KH. Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Sholawat, Desa Lebo-Kecamatan Sidoarjo dalam video pengajiannya yang viral di media sosial (medsos) bukanlah sesuatu yang aneh dan salah.
Meskipun video yang berdurasi sekitar 1 menit itu sudah diklarifikasi langsung oleh Syaikhul Islam, salah satu putra dari kyai kharismatik tersebut. Namun, beberapa pesan yang tersirat sudah melesat jadi pembahasan diruang-ruang obrolan lintas batas.
Sebagai orang yangg memiliki pengalaman panjang, punya akses dan jaringan kuat di Jakarta. Tentu sudah dilakukan kalkulasi panjang, tinjauan strategis politik, perhitungannya juga sudah matang. Bukan sekedar guyonan atau spontanitas belaka.
Sedikit banyak video ini akan memberikan efek positif bagi Prabowo Subianto, dan Gus Ali paham resiko tersebut. Sebagai kyai karismatik dengan jamaah ribuan dan juga leader opinion, Gus Ali sudah melakukan dengan sukarela meng-endorse Prabowo.
Gus Ali sudah melakukan politik berdiri didua kaki. Kalaupun kelak nanti, pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) terpilih jadi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 mendatang.
Posisi Gus Ali tetap aman sebagai tokoh senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), begitu juga sebaliknya. Kalau Prabowo yang jadi Presiden, nama Gus Ali juga sudah menancap kuat dilingkaran kekuasaan.
Dalam kontek Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sidoarjo, posisi tawar Gus Ali juga sangat kuat di dua pilihan Presiden dalam kaitan untuk rekom di Pilkada Sidoarjo 2024 nanti. Termasuk pesan yang disampaikan ke Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum (Ketum) PKB, yang beberapa waktu lalu mengusung putranya, Ahmad Muhdlor untuk maju di Pilkada Sidoarjo 2020 kemarin. (*)
*) Nanang Haromain, Peneliti IRPD dan Komisioner KPU Sidoarjo periode 2014-2019, tinggal di Sidoarjo.







