GRESIK (RadarJatim.id) – Forum silaturahim calon anggota legislatif (caleg) kader Muhammadiyah (kadermu), menjadi ajang diskusi untuk menguatkan peran persyarikatan di bidang politik. Salah satu yang diharapkan, Muhammadiyah tidak menjadi sub-ordinasi dan operator partai politik tertentu, sebaliknya menjadi rumah besar bagi seluruh kadermu yang berhidmat di jalur politik.
Hal itu mengemuka saat Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PDM Gresik menggelar silaturahim caleg kadermu dengan pimpinan daerah Muhamadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik di Waroeng Aroma di kawasan Bunder, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (20/1/2024). Hadir juga dalam forum dialogis itu, di antaranya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Manyar, Bungah, Cerme, Duduksampeyan, dan GKB, serta sejumlah organisasi otonom (ortom) jajaran PDM dan PCM.
“Saya berharap dan sangat berharap agar Muhammadiyah tidak menjadi sub-ordinasi dari partai tertentu. Para pimpinannya tidak menjadi operator partai tertentu, sehingga berpotensi menggerus persyarikatan Muhammadiyah yang besar ini,” ujar Muhammadi Okbah, caleg DPR RI dari Partai Ummat (PU) daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Gresik-Lamongan saat diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan uneg-uneg-nya.
Dikatakan, dalam setiap hajatan demokrasi lima tahunan, yakni pemilu, ormas-ormas besar, termasuk Muhammadiyah selalu menjadi objek yang diperebutkan oleh partai untuk menyukseskan kader-kadernya dalam berkontestasi politik. Demikian juga untuk pemilu 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada 14 Februari 2024.
Karena itu, lanjut Okbah, perlu ketegasan dan kedewasaan dalam mengemban misi politik kebangsaan, keberadaban, serta berkemajuan. Hal itu diperlukan agar pimpinan dan atau pengurus persyarikatan tidak mudah tergoda dan larut dalam skenario serta syahwat politik partai atau caleg tertentu yang merasa “lebih Muhammadiyah” ketimbang lainnya sesama kadermu. Ia sepakat dengan sikap LHKP PDM Gresik yang memosisikan persyarikanan Muhammadiyah sebagai rumah besar bagi kadermu yang berhidmat dalam politik.
Mengutip pernyataan Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Okbah mengatakan, ada 3 pertimbangan warga Muhammadiyah dalam menjatuhkan pilihan politik. Ketiganya, yakni aspek ideologis (memilih dengan pertimbangan akidah yang kuat), strategis (terkait siasah dalam berpolitik), dan pragmatis yang cenderung mengarah ke politik uang atau politik transaksional.
“Pertimbangan ketiga, yaitu pragmatis itulah yang kini lagi ngetren dan mudah-mudahan tidak menjangkiti warga dan pimpinan Muhammadiyah,” tandas Okbah.
Sementara Ahmad Labib, caleg kadermu dari Partai Golkar dalam forum silaturahim itu mengungkapkan, kerja-kerja strategis di bidang politik, baik di legislatif maupun eksekutif, menjadi latar belakang lahirnya konsep gerakan jihad politik Muhammadiyah. Hanya saja, lanjut kadermu yang masuk dalam kepengurusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini, di daerah kerap disederhanakan dengan membuat kebijakan: satu dapil satu caleg kadermu.
“Harusnya makin banyak kader yang jadi — meski lintas partai–, itu makin bagus buat memperkuat misi persyarikatan. Semakin banyak kader yang masuk di berbagai partai dan berhasil mengisi di pos-pos legislatif dan eksekutif, itu akan berpeluang memudahkan memperjuangkan misi-misi dan menguatkan peran Muhammadiyah di berbagai bidang, termasuk politik,” ujar caleg DPR RI dapil Kabupaten Gresik dan Lamongan ini.
Wakil Ketua PDM Gresik yang membawahkan LHKP, Ainul Muttaqin, mengatakan, forum silaturahim antarcaleg kadermu ini bukan dihelat secara tiba-tiba, tapi sudah melalui proses yang dikuatkan dalam program kerja yang digodok dalam Rakerda PDM. Karena itu, ia berharap tidak ada pihak yang mempersepsi atau mencurigai, bahwa forum ini bermuatan misi tertentu untuk “nggembosi” kinerja elemen lainnya di Muhammadiyah.
“Forum ini jangan dibenturkan dengan jipolmu dan kita sudah sepakat, bahwa Muhammadiyah menjaga kedekatan dengan semua kader Muhammadiyah yang berhidmat di bidang politik, dari mana pun parpol mereka. Karena itu, saya bersyukur, sekarang banyak kader yang berani nyaleg dan dengan bangganya merasa jadi orang Muhammadiyah. Mudah-mudahan caleg kadermu nanti jadi semua,” ujar Ainul.
Pada kesempatan itu, Ketua LHKP PDM Gresik, Khamsun, kembali mengingatkan agar para caleg kadermu menjadikan Muhammadiyah sebagai rumah besar mereka. Ia berharap agar sebagai rumah besar, Muhammadiyah ini tetap utuh, indah dan sejuk untuk ditinggali. Silaturahim caleg kadermu, katanya, merupakan ijtihad LHKP untuk menguatkan peran politik Muhammadiyah.
“Kami kembali mengingatkan, bahwa Muhammadiyah membuka ruang seluas-luasnya bagi kadermu untuk berdiaspora ke mana saja. Tetapi, ketika Muhammadiyah memanggil, harus siap hadir. Jangan terkecoh dengan tim adhoc yang dihajatkan juga untuk menyukseskan kadermu dalam kontestasi politik. Namanya saja adhoc, dia hadir ketika diperlukan, setelah itu ya bubar. Mari kita sama-sama dan tetap menjaga kebesaran Muhammadiyah,” ajak Khamsun penuh semengat. (sto)







