GRESIK (RadarJatim.id) – Aksi penolakan terhadap pengesahan UU Cipta Karya (Omnibus Law) terus mengalir dan berlangsung panas. Gedung DPRD Gresik menjadi sasaran aksi yang dilakukan oleh massa, Kamis (8/10/2020)
Ada dua gelombang aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh gabungan mahasiswa di Kota Santri ini. Gelombang demo pertama datang dari gabungan mahasiswa yang nglurug kantor parlemen berlokasi di Jalan KH Wachid Hasyim, seberang alon-alon Gresik.
Aksi sempat memanas karena diwarnai lembar air mineral dan bakar ban bekas. Namun, aparat cepat tanggap dan bisa mendinginkan situasi. Pantauan di lapangan, tidak ada aksi anarkis dalam aksi demo ini. Para pengunjuk rasa pun membubarkan diri setelah menyampaikan aspirasi mereka.
Aksi kedua dilakukan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Mahasiswa jas merah ini menggelar salat ghaib atas kematian Randi, mahasiswa jurusan Budidaya Perairan Universitas Halu Oleo Kendari angkatan 2016 yang tewas tertembak peluru aparat ketika berdemonstrasi menolak RUU KPK dan RKUHP di DPRD Sulawesi Tenggara, 26 September 2020.
“Sedangkan doa bersama kami tujukan kepada tenaga kesehatan yang berjuang di masa pandemi korona,”ujar koordinator aksi IMM Gresik Muhammad Zia-ul Afak.
Selain beorasi, mahasiswa membentangkan sejumlah poster. Bunyi poster itu di antaranya: UU Omnibus Law produk jahiliyah, Wakil Rakyat Penghianat, DPR the real imposter, dan Maaf Sedang ada Perbaikan Negoro. (rj2/Red)







