Suasana Sabtu malam, 2 Maret 2024, boleh dibilang cukup mendukung untuk membincang berbagai masalah, baik yang serius maupun santai. Apalagi, hujan yang membasuh sebuah kedai kopi di kawasan kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur ini, membuat suasana jauh dari kesan ingar-bingar. Pas, untuk mendiskusikan banyak hal untuk sesuatu yang memberikan manfaat lebih di masa mendatang, khususnya bagi jagat kepenulisan.
Empat anak muda pun larut dalam diskusi gayeng, yang kadang pecah dalam gelak tawa mereka, di tengah seruputan kopi atau minuman segar di gelas masing-masing. Para pemuda ini merupakan bagian dari sekitar 70 delegasi penulis dari berbagai daerah di Jawa Timur yang tengah mengikuti pertemuan literasi, khususnya dunia kepenulisan yang dikemas dalam peluncuran Aliansi Penulis Muhammadiyah (APIMU) Jawa Timur.
Tentu, perbincangan para pegiat literasi ini melahirkan pikiran-pikiran jernih yang mampu menginspirasi proses kreatif sebagai sarana untuk mengasah belati kepenulisan. Suhu dingin yang berpadu dengan hangatnya kopi pun menghadirkan ide-ide inspiratif untuk pengembangan literasi, khususnya kepenulisan.
Fathan Faris Saputro, pegiat literasi dari Lamongan berbagi kesan, atmosfir diskusi literasi ini begitu membangkitkan semangat. Diskusi ringan di tengah gemercik air malam, katanya, membuat pengalaman ini begitu istimewa.
Baginya, momen ini penting untuk mempererat jaringan dan memperluas wawasan literasi bagi penulis Muhammadiyah. Suasana yang menyenangkan dan penuh inspirasi membuatnya terhubung dan termotivasi untuk terus berkarya.
Sementara Ahmad Azharuddin dari Gresik menambahkan, diskusi seperti ini cocok untuk mencari inspirasi. Banyak peserta tertarik untuk menjadi penulis yang produktif dan kreatif. Ia pun berharap agar api semangat ini terus berkobar, mengawal komitmen untuk terus bergerak dan berkarya.
“Diskusi ringan dengan suasana yang berbeda, membantu meningkatkan gairah berinovasi dan kreativitas dalam berpikir, ujar M. Bakhrus, pegiat literasi asal Lamongan ini menimpali.
Semangat juga muncul dari Muhammad Angga Alfarizy, dari Gresik. Ia menekankan perlunya menjaga diskusi semacam itu agar terus terjaga secara berkelanjutan. Ruang dialektika, lanjutnya, perlu dilestarikan untuk memupuk paradigma kritis terhadap masalah sosial.
“Harapannya, ruang seperti ini dapat menjadi solusi untuk menginspirasi kaum intelektual berinovasi lebih kreatif dalam menulis,” tambahnya.
Peluncuran APIMU yang berlangsung di UMM Kapal Garden Hotel Malang, Sabtu-Minggu (2-3/3/2024) bertujuan memperluas gerakan kepenulisan para kader Muhammadiyah yang tersebar di kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Selain itu, forum itu sekaligus menjadi momentum pembentukan data base kader persyarikatan yang menjadi penulis guna membranding karya-karya tulis kader Muhammadiyah.
Kelahiran APIMU yang diinisiasi oleh Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi (MPID) PWM Jatim ini juga membentuk koordinator setiap wilayah yang tersebar di Jawa Timur. Ada koordinator wilayah Malang Raya yang terdiri atas Kabupaten Malang dan Kota Malang, serta Kota Batu. Ada Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Sementara wilayah Pantura terdiri atas Kabupaten Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro. Terakhir, wilayah Tapal Kuda yang mencakup Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
Menurut Achmad San, Kepala Koordinator APIMU Jawa Timur yang barusan ditunjuk, mengungkapkan, ke depan aliansi yang menjadi tangan kanan MPID PWM Jawa Timur ini diharapkan mampu mengadakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan. Hal itu agar setiap kegiatan yang dilaksanakan bukan sekadar bersifat sebagai gerakan event, tapi memiliki produk yang jelas dan mempunyai memberikan nilai manfaat untuk kader persyarikatan dan masyarakat umum.
” kegiatan ini juga sudah merencanakan beberapa progam kerja yang akan di laksanakan kedepanya. Ada agenda penulisan buku fiksi, pelatihan menulis buku, dan juga menambah kuantitas terbitan buku.” Jelas Achmad San.
APIMU juga membentuk koordinator setiap wilayah yang ada di Jawa Timur, ada koordinator wilayah Malang Raya yang terdiri dari Kabupaten Malang dan Kota Malang, ada Surabaya Raya yang terdiri dari Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, ada wilayah Pantura yang terdiri dari Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro, yang terakhir ada wilayah Tapal Kuda yang terdiri dari Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
Achmad San kepala koordinator APIMU Jawa Timur yang barusan di tunjuk mengungkapkan bahwa kedepanya aliansi yang menjadi tangan kanan MPID PWM Jawa Timur ini mampu mengadakan sebuah kegiatan yang sifatnya berkelanjutan agar setiap kegiatan yang di laksanakan bukan bersifat sebagai gerakan event tapi sebuah gerakan yang memiliki produk luaran yang jelas dan mempunyai nilai manfaat untuk kader persyarikatan dan masyarakat umum.
”Kegiatan ini juga sudah merencanakan beberapa progam kerja yang akan dilaksanakan ke depanya. Ada agenda penulisan buku fiksi, pelatihan menulis buku, dan juga menambah kuantitas terbitan buku,” tandas Achmad San. (Ahmad Azharuddin)







