SIDOARJO (RadarJatim.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di bidang infrastruktur jalan, khususnya pembangunan atau perbaikan jalan dengan cara menggunakan beton.
Pemkab Sidoarjo tidak segan-segan mengeluarkan anggaran besar dalam melakukan betonisasi jalan, baik menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sidoarjo ataupun anggaran dari pemerintah propinsi dan pemerintah pusat.
Karena sebagian besar anggaran dipusatkan untuk pembangunan infrastruktur jalan, maka pembangunan atau perbaikan infrastruktur lainnya terkesan terabaikan. Salah satunya infrastruktur pendidikan, baik berupa gedung ataupun fasilitas sekolah lainnya.
Ada ratusan gedung sekolah milik Pemkab Sidoarjo, baik Sekolah Dasar Negeri (SDN) maupun Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang kondisinya mengalami kerusakan, baik kerusakan ringan, sedang maupun kerusakan parah. Namun hingga Maret 2024 ini belum juga ada perbaikan.
Kerusakan gedung sekolah itu terdeteksi hampir di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Di Kecamatan Jabon sedikitnya ada 4 SDN yang kondisi bangunannya sangat memprihatinkan, yaitu SDN Kedungrejo 1, SDN Trompoasri 3, SDN Dukuhsari 1 dan SDN Dukuhsari 2.
Siswa-siswi di SDN Kedungrejo 1 terpaksa harus belajar di musholla dan perpustakaan karena kondisi ruang kelasnya yang rusak, kelas 2 belajar di musholla dan kelas 4 belajar di perpustakaan.
“Hampir setiap tahun diajukan perbaikan, tapi tidak turun-turun juga,” kata Suratman, guru kelas 6 SDN Kedungrejo 1 saat ditemui RadarJatim.id beberapa waktu yang lalu.
SMPN 1 Jabon dan SMPN 2 Jabon kondisinya juga tidak kalah memprihatinkan yang membutuhkan adanya perbaikan atau rehab kelas.

Begitu juga dengan Kecamatan Tanggulangin, ada 4 SDN dan 2 SMPN yang kondisi bangunannya mengalami kerusakan cukup parah sehingga perlu perbaikan secepatnya untuk menghindari terjadinya bencana.
Empat SDN di Kecamatan Tanggulangin yang kondisi bangunannya cukup parah itu, diantaranya SDN Gempolsari, SDN Penatarsewu, SDN Kalisampurno 2 dan SDN Banjarasri yang selalu mengalami kebanjiran saat musim penghujan seperti sekarang ini.
SMPN 1 Tanggulangin kondisi atapnya mengalami kerusakan, khsususnya yang berada di ruang kelas VII-8 dan ruang kelas Anak Berkebutuhan Khsusus (ABK). Sedangkan SMPN 2 Tanggulangin selalu mengalami banjir, ketika musim hujan tiba sehingga perlu dilakukan peninggian ruang kelas atau relokasi sekolah.
“Musholla, sanggar pramuka dan ruang kesenian yang perlu dilakukan perbaikan,” ucap Ahmad Muhaimin, guru kelas 2 SDN Gempolsari.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi menuturkan bahwa ratusan sekolah yang mengalami kerusakan ringan, sedang maupun berat sudah masuk dalam data base.
Namun ada skala prioritas dalam melakukan pembangunan, karena melihat kemampuan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.
“Sudah, sudah kami lakukan pendataan. Mana sekolah yang dilakukan perbaikan terlebih dulu, tentunya ada skala prioritas menyesuaikan dengan kekuatan anggaran kita,” tutur Tirto Adi saat ditemui awak media usai menghadiri rapat paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo. (mams)







