SIDOARJO (RadarJatim.id) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu( Sidoarjo akan melakukan kajian lebih lanjut terkait kasus dugaan pelanggaran kampanye yang ditudingkan pada pasangan calon (paslon) Pilkada Sidoarjo, Bambang Haryo Sukartono (BHS)-Taufiqulbar.
“Tadi sudah kami periksa. Ada lebih dari 20 pertanyaan yang kami ajukan dan semuanya sudah dijawab oleh Pak BHS dan Pak Taufik,” ujar Komisioner Bawaslu Sidoarjo Divisi Penanganan Pelanggaran, Agung Nugraha dalam jumpa pers usai melakukan pemeriksaan di kantornya, Rabu (14/10/2020).
Kajian lebih lanjut tersebut akan segera ia lakukan bersama komisioner Bawaslu lainnya serta pihak-pihak terkait. Warga Sukodono itu berjanji akan merilis hasil kajian tersebut pada wartawan Senin pekan depan.
Sementara itu BHS sendiri menjelaskan bahwa video dangdutan yang sempat viral setelah tayang di channel youtube tersebut merupakan dua peristiwa berbeda yang disatukan sehingga terkesan menjadi satu kesatuan.
Yang pertama adalah pembuatan video klip materi kampanye paslon bernomor urut satu yang dilakukan di sebuah garasi bis di desa Beciro Ngengor, Wonoayu. “Sedangkan yang kedua adalah saat saya berjoget dengan pengamen di sebuah pasar kaget di kawasan Karang Puri Wonoayu. Waktu dan tempatnya berbeda,” tandasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, aksi yang ia lakukan di pasar kaget itu semata-mata dilakukan karena terdorong rasa empati pada sang pengamen yang disebutnya mau menghibur masyarakat yang sedang susah karena terpaan pandemi Covid-19.
“Saat itu saya duduk melihat orang itu menyanyi. Saya sempat tanya ia mau minta apa, ternyata bapak tua itu hanya minta saya joged dengannya. Itupun saya lakukan di akhir-akhir lagunya, kira-kira sekitar 20 detik lah,” ujar mantan anggota Komisi VI DPR RI tersebut.
Namun ia mengaku sama sekali tak menyangka jika kemudian ada orang lain yang ikut berjoged bersamanya. “Perempuan itu penjual bedak yang baru saja menerima masker. Tentu saya tak bisa melarang ia ikut berjoget,” imbuh calon bupati yang didukung koalisi parpol yang memiliki 18 kursi di DPRD Sidoarjo itu.
Dengan nada tegas dikatakannya bahwa kegiatan-kegiatan dangdutan dan jogetan itu ia lakukan semata-mata atas dorongan rasa empati terhadap rakyat kecil yang terimbas pandemi covid-19 yang tak kunjung berakhir hingga saat ini.
“Tapi semuanya saya serahkan saja pada Bawaslu. Kami tetap menghormati mekanisme yang berlaku ,” pungkas BHS. (Imam/Red)







