KEDIRI (RadarJatim.id) — Warga Dusun Yani, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (27/8/2024). Pada pendemo mendatangi kantor PTPN 1 Regional 5 Kebun Ngrangkah Pawon di Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, karena mengalami krisis air bersih yang diduga akibat penambangan sirtu.
“Pascapenambahan tambang sirtu di Afdeling Damarwulan, warga di Dusun Yani kesulitan mendapatkan air bersih yang sebelumnya diperoleh dari sumber air di Afdeling Damarwulan,” kata Mamuk, perwakilan warga Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, saat menggelar demo di Kantor PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 1 Regional 5 Kebun Ngrangkah Pawon, Kediri, Selasa (27/8/2024).
Akibat krisis ir bersih tersebut, ujar Mamuk, masyarakat harus mengeluarkan dana tambahan hingga puluhan ribu rupiah untuk membayar air setiap bulannya.
“Ya mungkin bagi orang lain, bayar Rp 50.000 setiap bulan tidak banyak, tapi buat kami yang berlatar belakang masyarakat kurang mampu, nilai itu sangat besar,” katanya menandaskan.
Ia menambahkan, selain meminta bantuan untuk solusi kekurangan air bersih, warga juga meminta PTPN tidak membuat kerja sama kembali dengan PT Epas.
“Kalau HGU ini dilanjutkan, dampak lingkungannya akan kembali membuat masyarakat resah. Sebenarnya, pada awal 2018 lalu, warga sudah pernah menyampaikan keberatan kepada manajemen PTPN Ngrangkah Pawon, terkait adanya penambangan sirtu oleh PT Epas tersebut, tapi tidak ada tanggapan,” ujarnya.
Di Kantor PTPN 1 Regional 5 Ngrangkah Pawon, peserta demo ditemui oleh Sumar Hariyanto, Asisten Tata Usaha dan Umum PTPN 1 Regional 5, Kebun Ngrangkah Pawon. Sumar menyebutkan, saat ini pihaknya baru bisa menampung aspirasi warga Puncu tersebut.
“Mohon maaf kami tidak bisa mengambil keputusan atau memberi solusi st ini. Yang pasti, aspirasi masyarakat ini akan kami sampaikan ke pimpinan yang saat ini masih dinas luar,” katanya. (rul)







