BANYUWANGI (RadarJatim .id) — Keberadaan benda-benda purbakala di Museum Blambangan yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur merupakan wujud nyata adanya peradaban masa lalu di era Kerajaan Blambangan. Sementara untukmasa kini, keberdan museum bisa jadi sarana edukasi bagi pengunjung atau masyarakat.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Made Alit Budi Siswanto, saat ditemui melalui Pengelola Museum Blambangan, Bayu Ari Wibowo, di kantornya, Kamis (29/8/2024) mengatakan, sejak 2015 hingga kini, pihaknya mengelola keberadaan sejumlah benda-benda purbakala yang ditempatkan pada museum Blambangan.
Dikatakan, benda-benda bersejarah ini merupakan wujud nyata, bahwa Blambangan, Banyuwangi bisa dinarasikan secara ilmiah lewat benda-benda peninggalan sejaarah tersebut. Selain itu, benda dengan berbagai bentuk ini juga sebagai edukasi bagi masyarakat atau pengunjung yang per tahunnya mencapai 8.000 orang.
“Ada beragam tinggalan masa lalu, di antaranya, masterpiece yang pertama tablet dan materai sejak abad ke-9. Begitu pula ada tinggalan pra-sejarah di era megalitik dan neolitik,” ungkapnya.
Sedangkan mengenai teritorialnya, dari Kerajaan Blambangan jika dilihat dari sisi arkeologi masih belum bisa dipastikan. Pasalnya, pihak pengelola belum menemukan data konkretnya, berbentuk prasasti ataupun sejenisnya. Akan tetapi, lanjutnya, sebagaimana catatan orang Eropa, Kerajaan Blambangan wilayahnya sampai Probolinggo dan Pasuruan.
“Adanya benda yang bernilai sejarah ini realitanya ada kaitan dengan Bali dan Blambangan. Seperti yang ada di Alas Purwo, terdapat tinggalan masa lalu, yakni Situs Kawitan,” tambahnya. (tyo)







