SURABAYA (RadarJatim.id) – Air pasang disertai angin kencang terjadi di kawasan pantai kenjeran mulai Rabu (11/11/2020) malam hingga Kamis (12/11/2020) dini hari. Puluhan perahu nelayan rusak akibat terombang-ambing angin dan pasang, air juga sempat naik ke pemukiman warga sekitar Nambangan, Kenjeran, Surabaya.
Menurut informasi dihimpun RadarJatim.id, peristiwa ini cukup mengejutkan sejumlah warga Nambangan yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Pasalnya, tiba-tiba angin mengamuk dan membesar membuat air laut turut pasang hingga ke daratan.
Peristiwa bermula sekitar pukul 19.00 WIB, terjadi angin kencang menerpa bibir pantai dan batu-batu di sekitar Nambangan. Kencangnya angin semakin menjadi satu jam kemudian. Hal ini membuat puluhan perahu nelayan yang terparkir di bibir pantai terombang-ambing dan terhempas gelombang air besar.
“Jam 19.00 air datang dan semakin naik, sampai jam 8 ke atas, sekitar jam 9an masuk rumah warga airnya,” urai Dwi Ramendra warga sekaligus saksi mata.
Tampak dalam video amatir warga, sejumlah nelayan mencoba menyelamatkan perahu mereka agar tak hanyut. Namun, upaya itu dihadang kencangnya angin yang mengamuk. Warga dan nelayan tak menduga terjadi angin kencang malam itu.
“Kami warga ya terkejut. Sepertinya belum pernah terjadi sampai seperti ini. Kalau bisa prediksi ya, mereka yang punya perahu sudah mengamankan dan meminggirkan perahu mereka. Tapi nyatanya banyak yang hancur,” urai Dwi.
Kejadian semalam itu membuat Dwi dan warga terjaga semalaman. Mereka berjaga guna mengantisipasi musibah lain yang lebih mengejutkan. Warga dan nelayan menduga, beberapa hari kedepan kejadian malam seperti ini akan terjadi lagi.
“Jam 11 malam mulai surut. Tapi angin kencang sampai dini hari. Nelayan menduga kemungkinan nanti malam terjadi lagi sampe seminggu melihat cuacanya. Air sebenarnya tak seberapa pasang tapi anginnya besar sekali,” imbuh Dwi.
Pasangnya air membuat sejumlah warga terdampak seperti Nambangan, Sukolilo dan sebagian Bulak Cumpat. “Kalau yang dekat Jembatan Suroboyo aman, karena ada tanggul-tanggul pembatas yang besar. Kalau nggak ada mungkin sudah parah masuk ke rumah airnya. Kaya di Nambangan dan Cumpat kan nggak ada jadi langusng naik,” Pungkasnya pada RadarJatim.id. (Phaksy/Red)







