SURABAYA (RadarJatim.id) – Pemkot Surabaya segera memulai pembelajaran di sekolah secara tatap muka, setelah sebelumnya (karena pandemi Covid-19) dilakukan dalam jaringan (daring/online). Sebagai persiapan, Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan tes swab secara masif kepada pelajar kelas 3 SMP Negeri maupun swasta se-Surabaya.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara. Ia menjelaskan, berdasarkan data terbaru yang tercatat dari Dinas Kesehatan (Dinkes), setidaknya telah dilakukan tes swab terhadap para siswa dari 17 SMP di Surabaya, Rabu (25/1/2020). Yang dites swab ini merupakan siswa kelas 3 SMP.
“Sebenarnya untuk jumlah pelajar kelas 1 – 3 SMP sebanyak 12 ribu-an. Tetapi, kali ini swab khusus untuk kelas 3 dengan total 4.896 siswa hari ini dan besok,” kata Febriadhitya Prajatara, Rabu (25/11/2020).
Dari angka tersebut, Febri memastikan, setelah dihitung jumlah pelajar yang mengikuti swab pada hari ini mencapai 2.647 pelajar. Kemudian sisanya akan berlangsung pada esok hari, Kamis (26/11/2020).
“Ada sekitar 2.249 siswa yang belum swab. Karena kadang ada orang tua yang terkendala tidak bisa mengantar anaknya,” tambahnya.
Selain itu, rencana proses belajar mengajar (PBM) langsung atau tatap muka untuk kelas 3 SMP itu berlangsung pada awal Desember 2020. Oleh sebab itu, berbagai persiapan telah dilakukan Pemkot Surabaya, mulai tes swab guru, karyawan sekolah dan sekarang swab bagi pelajar. Sedangkan, untuk kelas 1 dan 2, swab akan dilaksanakan pada awal tahun mendatang.
“Ini bertahap. Saat sekolah tatap muka dimulai, maka dipastikan seluruhnya negatif Covid-19. Tetapi, tetap dengan protokol kesehatan (prokes) yang begitu ketat,” urainya.
Tidak hanya itu, Febri memaparkan, untuk mekanisme pelaksanaan swab, para pelajar cukup datang ke sekolah, kemudian petugas dari Puskesmas yang mendatangi sekolah tersebut sesuai dengan alokasi masing-masing wilayah. Seperti SMPN 1 Surabaya, petugas Puskesmas yang datang berasal dari Ketabang, Rangkah, Pacar Keling dan Gading.
“Tesnya di sekolah masing-masing. Artinya, puskesmas yang mendatangi. Siswa cukup datang ke sekolah saja,” terang dia.
Sebenarnya, ada 18 sekolah SMP yang dilakukan swab hari ini. Namun, karena ada satu yang mengundurkan diri, maka pesertanya tinggal 17 sekolah. Rincinya: SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 12, SMPN 15, SMPN 19, SMPN 26, SMPN 28, SMPN 46, SMPN 62, SMPN 17 Agustus 1945, SMP Al-Hikmah, SMP Giki 2, SMP Kristen YBPK 1, SMP Santa Maria, SMP Santo Carolus.
“Seharusnya jumlah siswa 5.222. Tetapi, satu sekolah yang mengundurkan diri, sehingga menjadi 4.896 pelajar,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Surabaya, Akhmad Suharto, mengatakan, pelaksanaan swab bagi pelajar berlangsung disiplin dan tertib dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Bahkan, dari 405 jumlah pelajar yang mengikuti swab itu, mereka datang tidak bersamaaan. yang datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
“Alhamdulillah anak-anak bisa mengikuti kegiatan swab untuk mengantisipasi persiapan KBM tatap muka dengan baik. Mudah-mudahan hasilnya nanti negatif semua,” kata Akhmad Suharto.
Dia menambahkan, bagi siswa yang hari ini berhalangan hadir, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinkes untuk pelaksanaan swab susulan. Meski begitu, ketika PBM tatap muka berlansung, dia memastikan tetap akan melaksanakan Prokes dengan ketat sesuai anjuran pemerintah.
“Sesuai anjuran jaraknya itu 1,5 meter. Kami sudah menyiapkan bagaimana Prokes yang berada di SMPN 1 Surabaya sesuai SOP,” tegasnya.
Sementara untuk tenaga pendidik, karyawan sekolah, maupun pelatih ekskul dengan total 90 orang sudah dilakukan tes swab dengan hasil 100 persen negatif Covid-19.
“Gurunya berjumlah 70 orang. Selebihnya adalah karyawan dan pelatih. Alhamdulillah ,negatif semuanya,” tandasnya. (Phaksy/Red)




