SURABAYA (Radarjatim.id) – Siswa PKBM NOLA meraih prestasi internasional. Pasalnya, telah mengharumkan sekolah dan Indonesia. Dengan berinovasi membuat HOPE, yaitu alat Pendeteksi Stres Portabel. Meraih penghargaan tertinggi di ajang KaohSiung International Invention & Design EXPO 2024 di Taiwan.
PKBM NOLA terus mencetak generasi bangsa berprestasi. Sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk mengembangkan potensi siswa melalui pendekatan pembelajaran inovatif dan kreatif. Tim HOPE terdiri dari siswa kelas 11 PKBM NOLA. Yaitu Clayton Susanto Njoto, Ruth Eleora Ongkowidjojo dan Alicia Gunawan.
Onggo Susilo, ST, M.Pd selaku Founder PKBM NOLA, menyampaikan, rasa bangga dan mengapresiasi keberanian Tim HOPE, yang telah bekerja keras hingga meraih penghargaan tertinggi di ajang kompetisi KaohSiung International Invention & Design EXPO 2024 Taiwan pada 5-7 Desember 2024.
“Kami sangat bersyukur atas prestasi yang telah diraih oleh Tim HOPE. Inovasi ini merupakan bukti nyata dari semangat inovasi dan kreativitas generasi muda Indonesia,” ucap Onggo saat menggelar jumpa pers, Kamis, (12/12/24).
Semoga, lanjut Onggo, kemenangan Tim HOPE ini bisa menginspirasi anak anak muda Indonesia lainnya untuk terus mengembangkan rasa ingin tahu dan kreativitas untuk menjawab tantangan dunia sekarang.
“Hebatnya lagi, Tim HOPE mendapatkan 3 penghargaan dari 3 negara sekaligus. Diantaranya, Gold Medal atas prestasi tertinggi di ajang KaohSiung International Invention & Design Expo 2024,” terangnya.
Thailand Award sebagai inovasi internasional terbaik dan Special award from Malaysia Research and Innovation Society, atas Apresiasi khusus dari masyarakat riset dan inovasi Malaysia.
Clayton Susanto Njoto (16) mengatakan, prestasi yang diraih Tim HOPE ini berkat kerja keras dan kekompakan semua tim. Sehingga, berhasil meraih prestasi tertinggi dan mendapatkan apresiasi dari 3 negara.
“Alat pendeteksi stres portabel ini terdiri dari GSR sensor yang merupakan standar sensor untuk medis untuk mendeteksi tingkat stres dan dilengkapi dengan mini prosesor yang mampu mendeteksi tingkat stres secara akurat,” terang Clayton.
Menariknya, sebagai bantuan untuk menurunkan tingkat stress. Mini processor akan memutar lagu dengan frekuensi khusus yang langsung bekerja di dalam otak untuk meredakan stress. Dengan adanya data yang diperoleh, pengguna dapat melakukan upaya untuk meregulasi tingkat stres.
Ruth Eleora Ongkowidjojo (16) menambahkan, ini masih sebuah prototipe alat pendeteksi stres.
“Diharapkan, alat ini bisa menjadi produk yang siap untuk digunakan dan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang. Serta, mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang kesehatan mental,” tambahnya.
Selain Tim HOPE, PKBM NOLA juga akan memberangkatkan dua tim lagi ke Thailand di awal bulan Februari 2025 untuk mengikuti lomba Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation ang Technology Exposition ZUZ5.
Kedua tim tersebut adalah Tim Habito terdiri dari Alexander Petra Pujiono, Samantha Cordelia Chajadi, Clay Azarel Pramudya, Edward Roven Lie. Dan Tim Align and Analyze terdiri dari Aaron Manley Rempowatu dan Ethne Muara Kilauel. (R9)







