SIDOARJO (RadarJatim.id) Anggota DPR RI dapil Surabaya-Sidoarjo, Ir H Bambang Haryo Soekartono (BHS) menilai jika manegement pintu air di Dam/Bendungan hilir Pabean, Sedati menjadi faktor utama penyebab banjir di Pepelegi, Sidoarjo. Tidak adanya petugas jaga untuk membuka dan menutup Dam juga menjadi perhatian.
BHS menyampaikan area sungai Pepelegi yang tak memiliki Dam dan kondisi Dam di hilir yang masih ditutup, membuat air mengalir secara maksimal ke sungai Pepelegi hingga meluber ke pemukiman warga. Pihaknya sudah meninjau pintu air di dam Bono, Sedati, Sabtu (28/12/2024) usai sebelumnya meninjau lokasi banjir di Pepelegi pad Jumat (27/12/2024).
Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini menegaskan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab banjir. Selain sedimentasi tanah menumpuk dan sampah yang menyumbat, pengaturan pintu air juga menjadi faktor utama. Termasuk kesiapan dua dam terkahir di hilir yakni Dam Bono dan Dam Pabean.
“Kedepan kami harapkan sungai Pepelegi ini dibangun Dam sendiri. Kalaupun hal itu nantinya perlu waktu untuk realisasi, ya jalan satu-satunya adalah memaksimalkan pengaturan dua Dam di hilir,” Kata Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim ini.
Peraih suara terbanyak pada Pileg 2024 untuk DPR RI dapil Surabaya-Sidoarjo melihat bahwa Dam Bono ada kerusakan untuk MCB atau alat penggerak pintu air. Selain itu di Dam Pabean juga tidak ada petugas jaganya.
“Hal ini yang harus segera ditangani,” Tegasnya.
Dikatakan jika dua Dam di hilir difungsikan maksimal aliran air dari hulu dapat mengalir lancar hingga ke hilir. Hal itu menjadi kunci untuk antisipasi banjir di Pepelegi.
“Kemarin saya minta kepada pihak terkait untuk membuka Dam di Pabean akhirnya banjir bisa surut dengan cepat. Ini adalah bukti ada kesalahan dalam pengaturan pintu airnya,” Terangnya.
BHS juga memastikan akan membantu memasang cctv di dua Dam hilir tersebut. Tujuannya untuk memastikan ketinggian dan debit air saat musim hujan yang mana pengaturan buka tutup Dam dapat dilakukan tanpa keterlambatan.
Sementara itu, Zainal Abidin penjaga pintu air Dam Bono mengakui jika kerusakan MCB atau alat penggerak Dam otomatis itu telah dilaporkan ke dinas terkait pada beberapa bulan yang lalu. Namun, hingga saat ini perbaikan belum terealisasi.
“Kami berharap kerusakan MCB ini dapat segera diperbaiki. Karena fungsinya sangat fatal, kalau tanpa alat ini buka dan tutup pintu air itu sangat berat dan membutuhkan tenaga beberapa orang,” kata Zainal.
Pihaknya juga berharap dinas terkait untuk dilakukan pemagaran lantaran banyaknya anak-anak yang terjebur di Dam itu hingga dua kali memakan korban jiwa. (RJ)







