GRESIK (RadarJatim.id) — SMA Muhammadiyah 5 (Smala) Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, belajar teknik hidroponik dengan menghadirkan dua Founder Bangga Petani Muda, yakni Romiz Fahri dan Zaka Ahmad Zulfikar, Jumat (2/5/2025). Program ini merupakan kelanjutan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’.
Koordinator P5 Smala, Nur Halisa, SPd, menuturkan, sebelumnya seluruh siswa Smala telah menjalani praktik menanam kangkung dengan teknik hidroponik. Namun, diakui praktik tersebut belum menunjukkan hasil positif.
“Saat praktik pada bulan Maret, kami hanya berbekal membaca literasi secara online, tanpa tahu ilmu lapangannya, alhasil gagal. Banyak tanaman yang kutilang, yakni kurus, tinggi, langsing,” ungkapnya.
Hal tersebut melatarbelakangi untuk membekali para siswa Smala dengan ilmu teknik hidroponik sebelum kembali melakukan praktik secara langsung.
“Saya kemudian menghubungi founder Bangga Petani Muda. Beliau ini adalah para penggerak pertanian dan telah lama berkecimpung di hidroponik serta menjadi konsultan pertanian di berbagai green house melon hidroponik di daerah kami,” lanjut Halisa.
Kegiatan yang berlangsung di meeting room Smala ini berlangsung atraktif dan menyenangkan. Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh para siswa, utamanya terkait alasan mengapa praktik hidroponik sebelumnya tidak menunjukkan hasil yang baik.
Andhika Saputro (kelas XI-I) menuturkan, bahwa pemateri memberikan penjabaran materi yang mudah dipahami. Hal itu membuat para siswa merasa enjoy mengikuti paparan materi hingga tuntas.
“Saat saya bertanya kenapa bisa kutilang, Kak Romiz dan Kak Zaka menjawab, bahwa tanaman kangkung kami kekurangan cahaya,” jabarnya memastikan.
Selain itu, konsentrasi nutrisi dalam media juga perlu ditakar sesuai umur tanaman. “Sedangkan milik saya kemarin diberi nutrisi dengan ilmu asal, hehe,” lanjutnya sembari tertawa kecil.
Siswa Smala lainnya, Hanita Eka (X-1) mengaku tertarik dengan dunia pertanian. “Saya menyimak materinya dengan sebaik mungkin. Saya jadi tahu kalau media di hidroponik itu, media airnya, tidak boleh panas, sehingga biasanya di dalam instalasi pipa, airnya itu dialirkan terus,” katanya.
“Sedangkan kami memanfaatkan botol plastik bekas untuk tempatnya, bukan pipa. Jadi, kata Kak Romiz dan Kak Zaka, harus disiasati dengan mengganti media air dan nutrisinya secara berkala jika dirasa medianya sudah mulai hangat ke panas,” lanjut Hani.
Setelah sesi materi usai, seluruh siswa Smala diajak oleh pemateri untuk praktik semai biji kangkung, selada, dan sawi. Siswa juga diajarkan untuk praktik mengukur konsentrasi nutrisi yang ada di dalam media.
“Alhamdulillah, anak-anak Smala sangat antusias. Saya senang melihat anak-anak muda yang memiliki ketertarikan di dunia pertanian. Semoga dengan pemaparan materi dan praktik hari ini, seluruh biji yang telah disemai bisa tumbuh baik hingga panen. Saya siap diajak konsultasi via WhatsApp kapan pun oleh adik-adik Smala,” pungas Romiz. (rj2)
Kontributor: Terry Angria Putri Perdana







