Oleh IMAM POERI
Intuisi kerap dideskripsikan sebagai kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu datang tiba-tiba dari “dunia lain” dan di luar kesadaran.
Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, di dalam buku itu ditemukan keterangan yang dicarinya selama bertahun-tahun. Contoh lain, seseorang merasa, bahwa ia harus pergi ke sebuah tempat, dan ternyata di tempat yang dituju ia menemukan inspirasi besar yang mampu mengubah hidupnya. Namun, tidak semua intuisi berasal atau bersumber dari kekuatan psikis. Sebagian lainnya juga bisa dijelaskan sebab-musababnya.
Sebuah penelitian menunjukkan, orang-orang yang berada dalam jajaran puncak bisnis atau kaum eksekutif memiliki skor lebih baik dalam eksperimen uji indra keenam dibandingkan dengan orang-orang biasa. Penelitian itu sepertinya menegaskan, bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psikis dalam kehidupan keseharian mereka, yang pada gilirannya mengantarkan ke tangga kesuksesan mereka. Salah satu bentuk kemampuan psikis yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Dalam praktiknya, tidak jarang intuisi menjadi lokomotif dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan mereka.
Hingga kini, intuisi yang baik dan tajam dipercaya sebagai prasyarat agar seseorang dapat sukses dalam hidup. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak buku yang menghimpun kiat-kiat sukses selalu memasukkan strategi mempertajam intuisi sebagai salah satu variabel penentu.
Intuisi dalam bahasa sederhana bisa diartikan sebagai getaran hati/jiwa akan sesuatu hal (kausalitas) yang dihadapi atau yang akan terjadi. Getaran hati bisa juga diartikan perasaan akan sesuatu yang muncul atau terasa. Akal (sehat) berpikir dan berbicara (sehat) akan membuat hati/perasaan sehat dan tenang. Begitu juga sebaliknya.
Lalu, pernahkah Anda dihadapkan pada beberapa pilihan dan kemudian Anda langsung memilih tanpa berpikir panjang atau spontan? Kalau pernah, bisa jadi saat itu Anda mengandalkan intuisi dan perasaan dalam diri Anda, bukan pertimbangan rasio. Intuisi Anda berkata, bahwa semua akan berjalan lebih baik jika memilih keputusan tersebut.
Intuisi dapat datang kapan saja, bahkan ketika Anda sedang bermain catur atau pun permainan lain yang membuat Anda harus mengambil langkah cepat saat tiba gilirannya. Intuisi muncul dan memberi Anda ide sekaligus perintah terkait apa yang harus dilakukan.
Tetapi, coba tanyakan pada diri Anda, seberapa percaya Anda dengan intuisi yang Anda miliki? Semua orang mempunyai intuisinya masing-masing. Ttetapi, tidak semua orang percaya dengan intuisi yang dimiliki. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata intuisi dapat dijelaskan secara ilmiah? Bahkan berbagai penelitian menyatakan, intuisi adalah jawaban yang paling tepat ketika kita dihadapkan pada beberapa pilihan.
Bagaimana intuisi bisa terbentuk? Bagaimana intuisi dapat menghasilkan keputusan yang tepat? Lalu, apakah setiap orang memiliki kemampuan intuisi yang sama? Berikut penjelasannya.
Apa itu Intuisi?
Intuisi adalah ide atau gagasan yang muncul dari seorang individu dan digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, tanpa didahului dengan analisis yang disengaja. Isu tentang intuisi sudah diperdebatkan oleh para filsuf dan ilmuwan sejak zaman Yunani kuno dan baru pada dekade belakangan para peneliti mengetahui bagaimana intuisi terbentuk dan dari mana asalnya.
Beberapa penelitian telah membuktikan, bahwa intuisi dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang benar. Contohnya, penelitian yang dilakukan pada 1980-an –yang melibatkan para perawat sebagai responden–, menunjukkan, bahwa perawat yang telah bekerja dalam waktu yang lebih lama dapat membuat keputusan yang cepat, dan hasilnya baik dan benar. Pada penelitian tersebut, munculnya keputusan yang cepat disebut dengan intuisi.
Penelitian lain yang dilakukan pada orang-orang yang akan membeli mobil. Dari penelitian tersebut, konsumen yang mengumpulkan informasi terlebih dahulu terkait mobil yang akan dibeli dan menghabiskan waktu saat memilih mobil, ternyata menghasilkan rasa puas sebesar 25% saja. Sementara orang yang langsung dengan cepat memilih mobil yang mereka beli dan mengandalkan intuisi mereka, memiliki rasa puas yang lebih tinggi, yaitu sekitar 60%. Dari berbagai penelitian tersebut, para ilmuwan menyimpulkan, seseorang yang menentukan pilihan dengan cepat dan menggunakan intuisinya, lebih sering menghasilkan keputusan yang tepat.
Dari Mana Intuisi Berasal?
Di dalam otak, terdapat dua tipe sistem berpikir. Keduanya, sistem sadar dan sistem tidak sadar (bawah sadar). Bagian otak yang mengatur sistem sadar manusia adalah otak kiri dan sistem ini bekerja secara lebih lambat, menjadi pusat analisis, rasional, bekerja berdasarkan fakta dan pengalaman yang pernah terjadi, serta semua yang dikerjakan sistem ini diketahui oleh pelakunya. Sementara sistem bawah sadar atau tidak sadar, diatur oleh otak kanan, bekerjanya tidak diketahui secara sadar, dan menghasilkan respon yang cepat.
Lalu, bagaimana intuisi? Intuisi diatur oleh sistem bawah sadar. Intuisi sebenarnya juga berasal dari informasi atau pengalaman yang pernah dialami sebelumnya, namun informasi tersebut berada di alam bawah sadar. Ketika intuisi muncul, maka keputusan itu adalah keputusan yang muncul dari alam bawah sadar. Dengan demikian, intuisi muncul tanpa harus berpikir secara matang dan menganalisis semua kejadian yang pernah terjadi, lalu tiba-tiba muncul begitu saja.
Banyak orang meremehkan keberadaan intuisi. Padahal, berbagai penelitian menunjukkan, bahwa intuisi dapat menjadi jawaban yang terbaik dan benar jika kita bisa mengasahnya. Ya, intuisi juga perlu diasah. Menurut para peneliti, intuisi akan berubah menjadi lebih baik seiring dengan bertambahnya waktu dan tergantung seberapa dia sering digunakan. (*)
*) Penulis adalah pegiat pendidikan, Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Gresik.







