SIDOARJO (RadarJatim.id) — Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, maka warga negara punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Ini merupakan amanah konstitusi kita, maka kita punya kewajiban untuk melaksanakannya.
Dalam kontek tersebut, SMA Negeri 4 Sidoarjo memberikan layanan yang terbaik, memberikan layanan yang khusus untuk mereka putra-putri bangsa yang terbaik pula, yang memiliki kekhususan dengan dengan karakteristiknya masing-masing.
Kepala SMA Negeri 4 Sidoarjo Dr. Karyanto, S.Pd M.Si menuturkan, kalau anak-anak inklusi di sekolah telah diberikan kesempatan, diberikan ruang hingga diberikan pembinaan untuk mereka siswa-siswa inklusi bisa berkembang sesuai dengan potensi dan bakatnya masing-masing.
“Dengan harapan siswa-siswa inklusi, anak-anak kita terbaik, tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mandiri, menjadi anak yang percaya diri untuk mereka berkontribusi pada bangsa dan negara kedepannya,” harap Karyanto, pada (16/5/2025) pagi.
“Disinilah kami membuka, dan menyiapkan siswa-siswa yang terbaik dari inklusi untuk mereka mengembangkan keberbakatannya, dengan karakteristik kekhususannya masing-masing,” tuturnya.
Maka dari itu, lanjutnya, PPI (Program Pembelajaran Individual) melakukan kegiatan yang kita sebut dengan kegiatan kompensatoris, yaitu kegiatan yang mengasah kemapuan bakat siswa, sehingga siswa dapat terlatih, dan dapat berlatih dalam rangka untuk mewujudkan program kompensatoris yang ada di SMA Negeri 4 Sidoarjo.
Program kompensatoris yang mencakup kebutuhan siswa, kali ini dengan membuat bulu bunga. Sebuah metode yang efektif dalam pengembangan motorik halus, melatih konsentrasi, melatih bina diri, melatih kreaitivitas, melatih anak untuk berwirausaha. Serta untuk tumbuh menjadi anak-anak yang mempunyai entrepreneur pada siswa yang berkebutuhan khusus.
Jadi melalui proses yang menyenangkan dan kreatif ini. Sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengendalikan gerakan tangan dan jari dengan lebih halus, dan terkoordinasi. “Sambil juga merasakan kebanggakan atas karya sendiri yang mereka hasilkan,” terang Pak Karyanto_sapaan akrabnya.

Menurutnya, salah satu aspek yang paling perlu kita perhatikan dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus adalah pengembangan keterampilan motorik halus mereka. “Merupakan kemampuan menggerakkan otot-otot kecil tangan dan jari, untuk melakukan tugas-tugas yang memerlukan kehalusan dan kordinasi yang baik,” jelasnya.
Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus, kemampuan sosial dan emosional pada anak yang berkebutuhan khusus, tetapi juga membangun lingkungan yang inklusif, empatik dan sportif.
Tentunya, dengan pendekatan yang tepat seperti penggunaan metode dan media interaktif. Semulasi sosial, permainan edukatif serta keterlibatan keluarga dan tenaga pendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus dapat belajar dan mengembangkan keterampilan motorik mereka secara lebih efektif menyenangkan.
Dari program ini, manajemen sekolah melalui kepala sekolah, para waka, terutama bapak/ibu guru yang terlibat langsung dalam pengembangan keberbakatan anak inklusi, perlu dilakukan sebuah pola proses, sebuah manajemen diri (manajemen tersendiri) untuk bisa meningkatkan dan menempatkan siswa-siswa yang berkebutuhan khsusus pada posisi yang terbaik.
“Sehingga mereka mempunyai kontribusi dan punya kemanfaatan untuk bangsa dan negara lebih optimal dan maksismal,” tegas Pak Karyanto.(mad)







