SIDOARJO (RadarJatim.id) Pemerintah Desa Kletek mengusulkan agar eks lahan jembatan timbang yang berada di Desa Kletek dialih fungsikan menjadi halte bus Trans Jatim. Usulan ini sekaligus menindak lanjuti keluhan warga yang resah adanya alih fungsi eks lahan jembatan timbang.
“Harapan kita karena disini ada Trans Jatim jurusan Bungurasih ke Mojokerto bisa dipakai halte. Selama ini dijadikan warung kopi kalau malam hari disinyalir menyediakan minuman keras, ada perempuannya, ada karaoke yang itu semua harusnya ada izin,” ujar Plh Kades Kletek, Taman, M Cholis, Rabu (4/6/2025).
Bahkan belum lama ini, ada desakan dari warga agar menutup warung kopi yang beralih menjadi tempat karaoke yang plus menyediakan pemandu lagu dan miras. Pihaknya menyampaikan usulan itu saat anggota Komisi VII DPR RI, Ir.H.Bambang Haryo Soekartono (BHS) meninjau lokasi eks lahan jembatan timbang yang sudah lama tidak beroperasi tersebut.
“Saya pikir ini ide (usulan halte bus TransJatim,Red) yang baik yang bisa direalisasikan dengan baik,” kata Bambang Haryo Soekartono.
Namun Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim ini memberikan catatan, jika rencana itu harus melalui kajian lalu lintas. Jika memang keberadaannya tidak menganggu arus kendaraan bisa saja pemanfaatan lahannya dipakai untuk halte bus Trans Jatim. Namun jika berdampak ada kemacetan, terlebih area lahan tersebut juga dekat dengan tempat putar balik kendaraan maka usulan itu tidak bisa direalisasikan.
“Kalau menganggu ya jangan, karena ada arus putar balik. Jangan sampai disini tambah macet total,” tegasnya.
Saat ini jembatan timbang ditempat tersebut sudah dialihan ke wilayah Trosobo. Namun jembatan timbang yang pengelolaanya oleh Kementerian Perhubungan dinilai kurang maksimal. Lantaran hanya beroperasi hanya di jam jam tertentu.
“Dulu saat dikeloka Dishub Jatim sudah baik, beroperasi 24 jam. Jadi betul betul untuk menseleksi kendaraan diluar ketentuan tidak boleh masuk ke Sidoarjo atau Surabaya. Jembatann timbang ini penting untuk mencegah kendaraan ODL (Over Dimension Over),” tegasnya.
Di Jatim saat ini ada 20 jembatan timbang yang dinilai tidak beroperasi dengan baik yang beroperasi 24 jam. “Dari 20 jembatan timbang, baru 5 yang berorasi dengan baik, sisanya tidak beroperasi dengan baik,” pungkasnya. (RJ/RED)







