Oleh Bening Satria Prawita Diharja
Viral, sebuah video yang diunggah oleh akun @ibun.onyess di platform Tiktok pada Sabtu (21/6/2025) akhir pekan lalu. Sekumpulan wali murid yang sedang bercengkerama menikmati hidangan di sebuah kafe, men-spill biaya pendidikan sekolah masing masing putra dan putrinya.
Dengan runtut, satu per satu wali murid tersebut memaparkan seluruh biaya investasi pendidikan yang sudah dibayarkan. Biaya-biaya dimaksud, mulai biaya pendaftaran masuk sekolah, biaya SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), hingga biaya daftar ulang beberapa SD swasta serta negeri favorit yang berada di wilayah Kabupaten Gresik. Nilainya cukup fantastis, ada yang double digit, ada yang single digit, namun juga ada yang free digit alias gratis.
Tentu saja video yang sudah di-like ribuan kali serta dibagikan ratusan kali oleh netizen tersebut menuai pro dan kontra. Beberapa komentar netizen menghiasi video tersebut, seperti yang ditulis oleh akun @ANCtipi_ ”Hasil akhir anaknya gimana bund…sekolah kok mahal, susah ibu-ibu yang gensi, kasihan suaminya hidup tersiksa,” tulisnya.
Ada lagi komentar dari akun @Nahdiyah_”Anakku sekolah negeri biaya masuk lima puluh ribu, SPP gratis, biaya daftar ulang gak ada tapi Alhamdulillah pada pinter-pinter, sekarang sudah menjadi hafidz”. Kemudian cuitan dari akun @kim Jannah_”Sebagai orang yang dari TK hingga SMA di sekolah swasta di Surabaya, worth it kok bun menyekolahkan anak di swasta walaupun kelihatannya mahal. Dari segi tenaga kependidikannya, fasilitas sekolah, ekstrakurikulernya lengkap, lingkungan sekolah kondusif dan koneksi pertemanan biasanya bagus, jadi anak semangat kalau sekolah”.
Lantas bagaimana menyingkapi fenomena wali murid memilih menyekolahkan putra-putrinya di sekolah swasta yang bonafit? Lalu bagaimana wali murid yang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri? Apakah semata-mata hanya karena gengsi agar dinilai terpandang? Atau memang di sekolah swasta tersebut fasilitasnya, tenaga pendidikannya, kegiatan intra dan ekstrakurikulernya terbaik, sehingga dilabeli oleh masyrakat sebagai sekolah mahal?
Dorothy Low Nolte seorang penulis kenamaan asal Amerika menuliskan sebuah quote dalam bukunya yang berjudul Childreen Learn What They Live With. Disampaikan:
Bila seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum.
Bila seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan.
Bila seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu.
Bila seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah.
Bila seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Bila seorang anak hidup dengan keadilan, ia belajar menjalankan keadilan.
Bila seorang anak hidup dengan ketenteraman, ia belajar tentang iman.
Bila seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri.
Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, ia belajar untuk mencintai dunia.
Semua wali murid pasti menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Apalagi, bagi wali murid yang mempunyai keluangan rezeki, maka apa pun itu akan dilakukan agar anak-anaknya tercinta mendapatkan pendidikan yang optimal termasuk “membeli’ lingkungan belajar yang nyaman.
Peluang ini ditangkap oleh sekolah swasta dengan menawarkan program unggulan yang bertujuan mengembangkan potensi minat bakat, serta keterampilan peserta didik dengan memberikan penawaran fasilitas yang terbaik. Sebab, di sekolah swasta selain mengembangkan pendidikan juga bergerak di bidang jasa pelayanan pendidikan, sehingga dalam pemenuhan tersebut muncul stigma di masyarakat, bahwa sekolah swasta itu mahal!
Mahal atau murahnya biaya pendidikan sesungguhnya bergantung pada mindset masing-masing wali murid. Apakah pendidikan berkualitas dan mahal dapat terjangkau oleh masyarakat di tingkat ekonomi level menengah ke bawah? Atau pendidikan berkualitas dan mahal itu merupakan privillage bagi orang kaya saja?
Penulis yang mempunyai pengalaman di bidang perbankan dan finansial ketika bekerja di beberapa bank terkemuka di Indonesia selama lima tahun silam, memberikan beberapa cara atau metode agar mindset atau stigma biaya ‘mahal’ yang timbul dapat dijangkau oleh semua masyarakat.
Yang pertama, atur serta rencanakan dengan waktu yang tepat untuk menyiapkan dana yang dibutuhkan jika menginginkan masuk di sekolah swasta favorit yang diinginkan. Dengan mengatur dan merencakan keuangan untuk investasi biaya pendidikan anak, mindset ‘mahal’ yang ada di otak akan tergantikan dengan mindset ‘terjangkau’.
Mahal itu bisa jadi karena dalam pemenuhannya dengan waktu yang mepet, sedangkan terjangkau dalam pemenuhannya menggunakan waktu yang terkelola dengan baik, sehingga alokasi dana yang digunakan dapat tercapai. Dengan kata lain, polanya dapat mencicil biaya investasi yang ditawarkan oleh sekolah.
Yang kedua, Fokus pada nilai jangka panjang. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memberikan manfaat seumur hidup bagi anak-anak. Pergeseran dari ‘biaya’ menjadi ‘investasi’ dapat mengubah cara pandang wali murid terhadap pengeluaran pendidikan.
Dengan demikian, wali murid akan lebih bijak dalam merencanakan keuangan untuk investasi pendidikan putra-putri kesayangannya. Wali murid juga jangan ragu untuk tetap mencari informasi di sekolah negeri favorit tentang progam unggulan sekolah yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan wali murid.
Yang ketiga, manfaatkan beasiswa. Sekolah yang berbiaya tinggi biasanya banyak menawarkan beasiswa. Orang tua atau wali murid harus proaktif dan giat dalam mencari informasi tentang lembaga mana saja yang memberikan beasiswa secara rutin dan kontinyu, sehingga dapat membantu orang tua dalam memenuhi investasi pendidikan.
Yang keempat, gunakanlah jalur langit. Jalur langit dalam perspektif Islami merujuk pada upaya seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, doa, serta amalan-amalan spiritual. Ini bukan berati meninggalkan usaha duniawi, tetapi menjadikannya sebagai bagian dari ibadah dan memohon ridha serta pertolongan Allah dalam setiap langkah, seperti yang tertulis dalam Al Quran surat Al-Insyirah:
“Kita sebagai manusia apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan) teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain) dan hanya mengharap kepada tuhan-Mu”.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Republik Indonesia, Prof Stella Christie dalam sebuah wawancara progam Kick Andy yang dipandu oleh Andy Flores Noya, mengatakan, pendidikan merupakan kunci yang dapat membuka pintu kesuksesan serta mengubah nasib seseorang. Pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang dibutuhkan untuk meraih impian dan membangun masa depan yang lebih baik. Dengan pendidikan, seseorang dapat meningkatkan taraf hidup, memperluas wawasan, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Penulis berkeyakinan, bahwa anak-anak yang sudah dibekali dengan pendidikan optimal di sekolah, baik swasta maupun negeri, nantinya ketika mereka kembali ke masyarakat akan lebih survive dalam menghadapi tantangan kehidupan. Hal itu karena mereka sudah terbekali oleh value, skill serta mental yang tangguh ketika mengeyam pendidikan di sekolahnya.
Banyak juga cerita anak-anak yang berlatar belakang sederhana, dengan pendidikan serta proses perjuangan yang dilalui, berhasil menjadi anak yang sukses di masa depannya. Semoga anak-anak kita bersama keturunannya kelak akan menjadi orang-orang sukses di masa mendatang. Aamiin. {*}
*) Bening Satria Prawita Diharja, Guru PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) SMP Muhammadiyah 1 Gresik, Jawa Timur.
CATATAN: Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya.







