NGANJUK (RadarJatim.id) — Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang ditempatkan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Wahana Pustaka, Desa Banjarsari, Kecamatan Ngronggot, Nganjuk, Jawa Timur, menggagas sebuah program literasi bertajuk One Book One Gift. Program ini bertujuan menumbuhkan minat baca dan membangun budaya literasi sejak dini, khususnya bagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).
Melalui program ini, mahasiswa KKN mengunjungi dua sekolah dasar di desa, yakni SDN 1 Banjarsari dan SDN 2 Banjarsari, dua kali dalam seminggu. Mereka terbagi dalam dua kelompok, yang masing-masing terdiri atas 5 mahasiswa. Kelompok 1 bertugas dalam rentang waktu 20 hari, lalu disusul kelompok 2 yang juga menjalankan pengabdiannya dalam rentang 20 hari berikutnya.
Mereka membawakan beragam buku bacaan menarik dan mengajak para siswa membaca secara mandiri. Setelah membaca, siswa diajak menjawab pertanyaan seputar isi buku. Siswa yang menjawab dengan baik, diberi hadiah berupa makanan ringan atau alat tulis sebagai bentuk apresiasi.
Hingga awal Agustus 2025, hampir 100 siswa telah mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Kepala SDN 1 Banjarsari, Sulis Eka Winarti, menyampaikan, metode yang diterapkan para mahasiswa ITS tersebut sangat efektif.
“Dengan adanya program One Book One Gift, siswa kami jadi lebih semangat membaca. Mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar,” ujarnya, Kamis (7/8/2025).
Dosen Pembimbing kedua kelompok mahasiswa KKN ITS di Nganjuk, Alfi Rohmatul hidayah, SIKom, MMedKom, menguatkan, anak-anak sungguh antusias dalam mengikuti program yang disampaikan mahasiswanya. Di sisi lain, lanjutnya, para mahasiswa pun nampak bersemangat dalam membangkitkan semangat berliterasi di kalangan anak-anak SD tersebut.
“Saya melihat sendiri bagaimana mata anak-anak itu berbinar setelah membaca satu buku cerita pendek. Saya juga melihat kesungguhan para mahasiswa KKN ini untuk turut berkontribusi dalam mengajak anak-anak membaca bait demi bait dari buku yang dibagikannya,” ujar Alfi.

Ditambahkan, program ini sejalan dengan semangat tokoh pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara, yang mengatakan: “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya kodrat itu”. Melalui program ini, mahasiswa KKN ITS berupaya menjadi penuntun yang membangkitkan potensi anak untuk mencintai ilmu pengetahuan melalui pengalaman yang menyenangkan.
Dengan dukungan dari Perpustakaan Nasional RI dan ITS Surabaya, para mahasiswa berharap, semangat literasi yang tumbuh selama 40 hari pengabdian ini dapat terus berlanjut dan menjadi gerakan bersama warga desa.
“Sebagaimana dikatakan Nelson Mandela: Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. Kami yakin, satu buku dan satu hadiah kecil hari ini, dapat menjadi awal dari perubahan besar di masa depan.” ungkap Arga Wiyanata, Koordinator Mahasiswa KKN Kelompok 1.
Dikatakan, bersama mahasiswa kelompoknya, ia terpanggil untuk turun langsung dalam KKN Tematik Literasi ITS di Nganjuk. Pasalnya, mereka meyakini, bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi “senjata perlawanan” terhadap kebodohan dan ketertinggalan.
“Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya membuka buku, tapi juga membuka mata dan harapan masyarakat. Perpustakaan Desa kami hidupkan kembali, bukan sekadar rak dan halaman, melainkan menjadi ruang pergerakan, pusat belajar, dan titik awal kebangkitan pengetahuan di akar rumput,” katanya penuh semangat.
Sementara Nurul Ilmiatul Fitri, Koordinator Kelompok 2, menambahkan, dirinya yang lahir dan tumbuh besar di desa, mengaku paham betul bagaimana keterbatasan fasilitas pendidikan dapat membungkam potensi dan mimpi anak-anak di pelosok pedesaan. Atas kondisi tersebut, ia bersama kelompoknya memilih untuk mengabdi kepada masyarakat yang dinilai membutuhkan bantuan.
“Kami bukan sekadar datang dan mengajar, tetapi benar-benar hadir untuk mentransfer setetes ilmu yang kami miliki kepada adik-adik di Desa Banjarsari. Harapan kami sederhana, namun mendalam: semoga ilmu yang kami bagikan menjadi api kecil yang kelak menyalakan perubahan di lingkungan mereka,” pungkas Nurul. (sha)







