SURABAYA (RadarJatim.id) – Calon Wakil Wali Kota Surabaya terpilih, Armuji telah berhasil melewati masa kritis setelah sempat dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19. Kini, Cak Ji, panggilan akrab Armuji ingin segera mendonorkan plasma konvaselen kepada pasien Covid-19.
“Tentang plasma konvalesen perlu digalakkan dan diimbau agar penyintas ikhlas mendonorkan plasmanya. Saya ingin segera mendonorkan plasma konvaselen karena ini (plasma konvaselen,red) bisa menyelematkan jiwa orang lain,” kata mantan Ketua DPRD Kota Surabaya ini.
Terapi Plasma Konvalesen seperti diketahui merupakan pemberian plasma dari donor pasien Covid-19 yang sembuh untuk pasien Covid-19 yang masih sakit. Konvalesen artinya fase sembuh. Pasien Covid-19 yang sudah sembuh dalam waktu 14-28 hari dengan hasil PCR negatif 2 kali berturut-turut diketahui mengandung antibodi yang tinggi yang dapat disumbangkan pada pasien Covid-19 kritis yang masih dirawat di RS. WHO dan FDA (Food and Drug Administration) sejak Mei 2020 sudah memberikan rekomendasi pemberian terapi plasma konvalesen tersebut .
Dirinya percaya bahwa pandemi sekarang ini bisa diatasi bersama-sama dan setiap komponen masyarakat harus mau berkorban dan mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi/golongan.
Padahal, kata dia, sampai saat ini semua masih belum ada yang jelas tentang terapi COVID ini. Sistim imun pasien lebih memegang peran dalam penyakit COVID ini. Pada kasus COVID yang berat justru perawatan yang baik selama sakit memegang peranan penting.
“Sehingga kecukupan dokter, perawat, peralatan medis baik untuk terapi dan diagnostik serta sistem pelayanan yang baik lebih memegang peranan penting,” tegasnya.
Sejak dinyatakan positif hingga harus terpapar Covid-19, Armuji mengatakan memang sempat di rawat di Ruang ICU RSUD dr Soetomo Surabaya. Berkat kekuatan doa, dukungan keluarga, dukungan dokter dan para perawat yang merawat, membuat dirinya terus berjuang keras untuk melawan ganasnya Covid-19.
“Dua minggu persis saya hanya berbaring di ICU. Bahkan, saya tidak sadarkan diri. Dukungan istri dan ketiga anaknya saya ini yang membuat saya, Saya juga ikuti semua saran dokter. Saya diminta bahagia dan tidak cemas atau panic, alhamdullilah bisa sembuh,” ujar mantan Ketua Umum Asosiasi Dewan Kota Se-Indonesia ini.
Kini setelah hampir tiga minggu di rumah full usai dari rumah sakit, dirinya sudah dua kali Swab PCR dan dinyatakan negative. Dia menegaskan jika virus tersebut bisa dilawan.
Politisi PDI Perjuangan ini menyebutkan setelah dinyatakan negatif dan kini menjadi penyintas Covid-19, dirinya sudah melakukan aktivitas rutin seperti berkebun dan berolah raga ringan. Dirinya juga berpesan agar jangan menganggap enteng virus Corona.
“Waspada itu harus karena kitas tidak tahu siapa diantara orang-orang yang ditemui itu telah membawa virus. Bisa saja orang yang kita jumpai itu orang tanpa gejala atau OTG. Kita tidak tahu. Karena memang mereka yang OTG, tidak menunjukkan gejala-gejala apapun,” tambahnya.
Dia sendiri awalnya tidak ada gejala panas, tidak kehilangan rasa, namun diketahui terpapar virus Corona. “Sing penting gak oleh cilik ati (yang penting jangan berkecil hati,Red). Semangat terus dan tak berhenti berdoa kalau corona bisa disembuhkan,” tegasnya.
Sedangkan awal mula terpapar Covid, Cak Ji menceritakan bahwa pasca dinyatakan suara dalam Pilwali 2020 pada bulan Desember unggul, dia tak pernah menolak ajakan dan undangan rekan dan kolega untuk mengucapkan rasa syukur hanya dengan makan-makan di dalam ruangan maupaun rumah makan.
Saat saling berhadapan dengan posisi tanpa masker, ia menduga itu awal mula virus Corona datang. Hanya dalam hitungan hari, Cak Ji mengaku mengalami sesak napas berat.
“Saya tidak panas, suhu badan biasa, tidak ada mati rasa pada lidah. Sesak hebat ini yang merasa saya ini kena Corona,” urainya.
Pihaknya mengimbah kepada warga Surabaya untuk selalu mengenakan masker dan jangan sekali-kali makan bersama sambil ngobrol. Terutama makan di ruangan yang ber-AC, karena itu sangat rentan.
“Mari tetap gunakan masker dan menerapkan protocol kesehatan,” pungkasnya. (RJ1/Red)







