KEDIRI (RadarJatim.id) — Rumah Kemanusiaan Ibu dan Anak Jaringan GUSDURian Mojokutho, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur kembali menerima seorang perempuan lanjut usia yang terlantar di kota Surabaya, Kamis (25/9/2025). Diketahui, lansia perempuan itu bernama Sariati, berusia 75 tahun asal Probolinggo, Jawa Timur.
Koordinator Rumah Kemanusiaan Ibu dan Anak Jaringan GUSDURian, Antok Renata, mengatakan, kondisi lansia Sariati saat dibawa dari Surabaya ke rumah kemanusiaan di Pare, dalam kondisi sehat. Namun demikian, lansia terlantar itu, sempat menderita sakit stroke dan pikun selama satu tahun lebih.
“Mbah Sariati, sempat mendapatkan perhatian masyarakat setempat di Kelurahan Jambangan, Kota Surabaya,” ujar Antok.
Ia menceritakan, sebelum dibawa ke Rumah Kemanusiaan Ibu dan Anak Jaringan GUSDURian Mojokutho Pare, Sariati tinggal bersama suaminya di sebuah rumah kos. Sehari-hari, Sariati dan suaminya hanya bergantung dan mengandalkan pemberian dari tetangga sekitarnya.
“Suami Mbah Sariati sebelumnya bekerja serabutan, apa pun ia kerjakan untuk menyambung kehidupan,” jelasnya.
Namun, lanjut Antok, bellakangan suami Mbah Sariati jatuh sakit hingga tak mampu melanjutkan kewajibannya untuk mencari nafkah. Dengan gotong royong, masyarakat sekitar bahu-membahu membantu mencukupi kebutuhan Mbah Sariati dan suaminya.
Ironisnya, Pemerintah Kota Surabaya tidak bisa menerima keberadaan pasutri terlantar ini yang waktu itu sama-sama tak berdaya di rumah kos dengan alasan tidak memiliki kartu tanda pengenal (KTP).
“Memang keduanya tidak memiliki KTP, entah hilang atau gimana saya kurang paham. Soalnya kondisi keduanya memang terlantar dan tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat,” terang Antok.
Setelah berbulan-bulan memberikan bantuan untuk mencukupi kehidupan Mbah Sariati dan suaminya lama-kelamaan bantuan masyarakat pun terhenti. Mereka tidak mampu untuk melanjutkan memberikan bantuan sosial kepada pasangan lansia tersebut.
Akhirnya, masyarakat setempat pun sepakat untuk memindahkan Mbah Sariati dirawat di Rumah Kemanusiaan Ibu dan Anak Jaringan GUSDURian Mojokutho di Kecamatan Pare, namun tidak dengan suaminya. Suaminya menolak untuk dipindahkan bersama istrinya dengan alasan apa pun. Meski begitu, Antok menegaskan, ia tetap memberikan ruang kepada suami Mbah Sariati, bilamana suatu saat ingin melihat kondisi sang istri yang kini tinggal di Pare, Kediri.
“Syukur-syukur kalau suami Mbah Sariati bisa menetap di sini. Kami akan sangat terbuka dan menerima para lansia yang terlantar, selama tempat kami masih ada yang kosong,” katanya seraya menambahkan, kini pihaknya tengah merawat sebanyak 40 lansia dari sejumlah daerah di Jawa Timur. (rul)